BatasNegeri – Pemerintah menargetkan 366 kilometer Jalan Trans Papua dari target sepanjang 4.330,07 kilometer dapat tersambung pada akhir tahun 2019.
Infrastruktur untuk menunjang konektivitas antarwilayah di Papua tersebut digarap Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Zeni TNI Angkatan Darat.
Salah satu ruas Trans Papua yang kini tengah digarap yaitu segmen Enarotali-Ilaga-Mulia-Wamena sepanjang 513,15 kilometer. Sejauh ini, baru 371,75 kilometer jalan yang telah tersambung.
“(Jalan Trans Papua) awalnya dibuka oleh Zeni TNI AD. Selanjutnya diteruskan oleh Kementerian PUPR dengan mengaspal. Saya kira kalau duet seperti ini terus dilakukan, akan mempercepat penyelesaian,” kata Presiden Joko Widodo dalam keterangan tertulis yang diterima awak media, Senin (27/11/2017).
Selain segmen tersebut, ruas Wamena-Habema-Mbua sepanjang 90 kilometer saat ini juga sudah fungsional.
Demikian halnya dari Mbua ke Mamugu. Kendati belum fungsional lantaran belum rampungnya 35 unit pekerjaan jembatan pada ruas tersebut, namun jalan itu telah terbuka.
Pembangunan 35 unit jembatan yang menghabiskan anggaran Rp 430 miliar tersebut akan rampung pada akhir 2018 mendatang.
“Pembangunan Trans Papua bukan semata menghubungkan Provinsi Papua dengan Papua Barat melainkan membuka daerah atau wilayah yang terisolasi. Dengan demikian bisa menurunkan angka kemahalan,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Selain Trans Papua, pemerintah saat ini juga tengah membangun jalan perbatasan Papua dengan Papua Nugini. Jalan yang terbentang dari utara ke selatan itu memiliki panjangn 1.098,2 kilometer.
Jalan tersebut nantinya akan menghubungkan Kota Jayapura dengan Kota Merauke. Sejauh ini, sudah 892,3 kilometer yang telah berhasil dibuka.
Demi keadilan
Presiden Jokowi menyatakan, pemerataan pembangunan infrastruktur perlu dilakukan guna memberikan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Selama ini disparitas harga barang kebutuhan di Papua cukup tinggi. Terutama harga barang kebutuhan bahan pokok dan bahan bakar minyak.
Hal itu, salah satunya, disebabkan lantaran belum meratanya pembangunan infrastruktur di kawasan timur Indonesia.
“Ada yang bertanya pada saya, kenapa jalan Trans Papua dibangun. Apakah nanti akan memberikan pertumbuhan ekonomi. Ini sama kayak telur dan ayam. Apakah kita harus menunggu Papua ekonominya tumbuh baik dulu baru kita bangun jalan. Buat saya tidak,” kata Presiden.
Menurut Jokowi, dengan pembangunan jalan di Papua, disparitas harga dapat semakin ditekan, sehingga perekonomian di bumi cendrawasih pun dapat menggeliat.
“Bangun jalannya dahulu dan kita harus meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi itu akan berjalan. Bisa cepat, bisa lambat. Ini untuk pemerataan. Ini untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tuntas Jokowi.[*]
kompas.com
More Stories
Proyek Basilika dan Gereja di IKN Telan Anggaran Rp 704,9 Miliar
RI Gandeng 10 Negara Perangi Penangkapan Ikan Ilegal
Pengelolaan Perbatasan RI-PNG Jadi Sorotan Utama di Sidang JBC ke-38