BatasNegeri – Pemerintah Indonesia, Malaysia, dan Thailand berkomitmen untuk fokus meningkatkan pertumbuhan ekonomi ketiga negara melalui peningkatan kerja sama konektivitas dan infrastruktur khususnya di daerah perbatasan.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, kesepakatan tersebut dibahas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Indonesia, Malaysia, Thailand – Growth Triangle (IMT-GT) ke-11, di Singapura. Menurut Mendag, negara anggota harus berperan aktif dan berperan nyata dalam meningkatkan perdagangan dalam IMT-GT.
“Presiden mengajak seluruh warga Indonesia untuk bersama-sama mengembangkan kerja sama IMT-GT menjadi kerja sama yang lebih inovatif dan kompetitif agar dapat memberikan manfaat konkret bagi masyarakat Indonesia, terutama 10 provinsi yang masuk dalam kawasan IMT-GT, terlebih lagi bagi masyarakat yang berada di daerah perbatasan Malaysia dan Thailand,” kata Enggartiasto, dalam keterangan tertulisnya yang diterima yang diterima di Jakarta, Selasa.
IMT-GT merupakan kerja sama subregional antara Indonesia, Malaysia, dan Thailand di bidang ekonomi yang melibatkan 10 provinsi di Sumatera, delapan provinsi di Malaysia, dan 14 provinsi di Thailand.
Kerja sama tersebut diharapkan berperan dalam meningkatkan perekonomian di kawasan perbatasan dan berperan mendorong pertumbuhan ekonomi seluruh wilayah ketiga negara, bahkan ASEAN secara keseluruhan.
“Dukungan dan kerja sama yang baik antara pelaku usaha, pemerintah daerah dan pusat, serta masyarakat sekitar sangat diperlukan terutama dalam menyusun dan melaksanakan proyek pembangunan untuk mewujudkan wilayah subregional yang berdaya saing, terutama di era ekonomi global,” kata Enggartiasto.
Menandai peringatan hari jadi ke-25, para kepala negara dan kepala pemerintahan IMT-GT mencatat dan memuji capaian ekonomi yang diraih. Selama periode 2016, pertumbuhan ekonomi 32 provinsi IMT-GT mencapai 4,4 persen mendekati pertumbuhan ekonomi ASEAN yang mencapai 4,8 persen.
Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita penduduk di wilayah IMT-GT mencapai 14.557 dolar AS, atau meningkat 26,5 persen dibandingkan PDB tahun 2011 yang sebesar 11.508 dolar AS.
Capaian lain yang cukup penting/signifikan adalah pertumbuhan infrastruktur yang menghubungkan ketiga kawasan IMT-GT, khususnya konektivitas udara. Dari semula hanya sembilan bandara internasional pada 1995, diproyeksikan tumbuh menjadi 28 bandara internasional pada tahun 2018.
Sementara itu, konektivitas laut yang khusus menghubungkan Indonesia (Sumatera) dengan Malaysia yang sudah sejak lama dicanangkan, yaitu jalur pelayaran untuk Ro-Ro Dumai-Melaka, disepakati akan mulai beroperasi pada tahun 2019.[*]
harianandalas.com
More Stories
Proyek Basilika dan Gereja di IKN Telan Anggaran Rp 704,9 Miliar
RI Gandeng 10 Negara Perangi Penangkapan Ikan Ilegal
Pengelolaan Perbatasan RI-PNG Jadi Sorotan Utama di Sidang JBC ke-38