9 Oktober 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Sebelum memimpin Upacara, Mendagri Tjahjo Kumolo disambut upacara adat Flores. (Foto-Antara)

Pimpin Upacara Hari Lahir Pancasila, Menteri Tjahjo Kenakan Pakian Adat Lio

BatasNegeri – Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo saat memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Kota Ende, Flores, Jumat (1/6/2018) mengajak semua elemen warga yang menghadiri upacara tersebut di Lapangan Pancasila, Kota Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur, agar mengamalkan nilai-nilai Pancasila secara tulus.

“Parah tokoh agama, ulama, para politisi, guru-siswa, jajaran aparatur pemerintah, anggota TNI/Polri, pekerja, pelaku ekonomi, media masa, serta seluruh komponen bangsa, mari secara tulus kita mengamalkan Pancasila dalam kehidupan kita,” katanya Mendagri.

Ia menyampaikan pesan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar peringatan Hari Pancasila 1 Juni tidak hanya sebagai momentum mengingat masa lalu, namun untuk memacu dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila.

“Marilah kita amalkan warisan mulia pendiri bangsa ini untuk kemajuan bangsa dan sekaligus menjadi sumbangsih negara Indonesia kepada masyarakat dunia,” kata Mendagri.

Ia mengatakan, Presiden Jokowi juga mengingatkan agar semangat bersatu, berbagi, dan berprestasi akan menaklukkan berbagai tantangan untuk membangun Indonesia yang maju dan jaya.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menjadi inspektur upacara pada peringatan hari lahirnya Pancasila 1 Juni di lapangan Pancasila Kota Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Jumat (1/6/2018). (ANTARA Foto)

Mendagri mengatakan, tanggal 1 Juni yang telah ditetapkan melalui Keputusan Presiden sebagai hari lahirnya Pancasila, wajib diperingati setiap warga Indonesia sebagai bangsa yang besar.

“Pancasila telah menjadi pemersatu Negara Kesatuan Republik Indonesia dari berbagai ragam suku, agama, dan budaya,” katanya.

Lebih lanjut Mendagri mengatakan tantangan yang dihadapi bangsa ke depan lebih besar dan kompleks, dan yang paling penting dicermati yaitu masalah radikalisme-terorisme.

Menurutnya, bukan hanya tanggung jawab TNI-Polri dalam menangani radikalisme-terorisme namun menjadi peran semua elemen bangsa.

Setiap warga bangsa, katanya, harus berani menentukan sikap, siapa kawan dan siapa lawan pada perorangan, kelompok, golongan yang ingin merusak dan menggantikan Pancasila di NKRI ini.

Di samping juga banyak tantangan yang harus dicermati seperti masalah narkoba, korupsi, ketimpangan sosial, dan sebagainya.

“Insya Allah dengan semangat bersama, dengan kebijakan politik pembangunan yang berlandaskan sila-sila dalam Pancasila, yang dicetuskan, digali Bung Karno di Kota Ende ini menginspirasi bangsa ini untuk mengejar ketertinggalan,” katanya.[*]

Antara