BatasNegeri – Gerbang kokoh bercat merah putih, di tengahnya terpampang prasasti patung Garuda yang dibingkai dengan tembok berubin hitam. Tampak begitu gagah membelah gerbang yang menjulang tinggi menjadi dua pintu.
Dua pintu gerbang tersebut difungsikan untuk keluar dan masuk perbatasan Indonesia – Papua Nugini. Di samping gerbang, tampak dua personel prajurit TNI berseragam khas loreng hijau nan gagah tegap berdiri dengan sikap siaga, berjaga.
Gerbang kokoh itu merupakan gerbang paling timur dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), mengubungkan Indonesia dengan negara Papua Nugini. Lokasi itu bernama Pos Lintas Batas Negara (PLBN), yang terletak di Skouw-Wutung, Distrik Muara Tami – Jayapura.
Kantor PLBN ini rampung dikerjakan pada Februari 2017 tahun lalu, beberapa kantor di dalamnya, yakni bea cukai, imigrasi, karantina hewan, ikan dan tumbuhan, serta kesehatan sudah mulai difungsikan sejak 15 Maret 2017.
Sebelumnya tempat ini menjadi tempat yang mencekam bagi warga sekitar. Sebabnya, dulu di tempat ini sering terjadi aksi penembakan oleh kelompok bersenjata. Namun, kini tempat ini tak lagi menyeramkan bagi masyarakat Muara Tami dan masyarakat Papua umumnya.
Kondisi gerbang perbatasan saat ini aman dan terkontrol dengan baik. Setelah dibangun PLBN dan peran TNI yang secara intensif melakukan pengamanan, justru menjadi tempat destinasi parawisata bagi warga setempat. Tak sedikit warga lokal bahkan wisatawan dari daerah luar Papua berkunjung ke lokasi ini.
Menurut Komandan Kompi Bataliyon Satgas Yonif Para Raider 561 Bratayudha, Baihaky (29), setiap hari libur, lebih dari ratusan wisatawan sering kali berkunjung ke tempat ini. Jumlah tersebut akan bertambah pada saat hari pasar tradisional dua negara, yakni Selasa, Kamis, dan Sabtu.
“Di tempat inilah interaksi warga Indonesia dan Papua Nugini terjalin dengan sangat baik. Setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu warga Papua Nugini sering berkunjung ke wilayah Indonesia untuk berbelanja di pasar Skouw- Wutung. Begitu juga sebaliknya warga Indonesia juga sering berkunjung ke wilayah Papua Nugini untuk jual beli maupun hanya sekadar pariwisata, melewati gerbang dan jalur netral,” terangnya.
Tak jauh dari gerbang PLBN sekitar 200 meter, terdapat Markas Komando (Mako) TNI Perbatasan Indonesia – Papua Nugini, Di tempat inilah ACT berkolaborasi dengan TNI dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Jayapura menggelar seremoni. Gelaran simbolis dilakukan untuk menyerahkan 1,000 Paket Pangan Ramadan untuk Masyarakat Penjaga Negeri (PPR-MPN) kepada 410 Personel TNI dan kepada 590 Kepala Keluarga masyarakat pra-sejehatera di sekitarnya. Selain itu ACT juga menyembelih satu ekor sapi, untuk buka bersama di puncak acara tersebut.
Angkat moril TNI penjaga perbatasan
Menurut Rudi Purnomo, Koordinator Tim Implementasi Program Paket Pangan Ramadan di Jayapura, program ini merupakan bentuk kepedulian ACT terhadap personel TNI penjaga perbatasan. Mereka mengabdikan dirinya menjaga ketahanan NKRI dari berbagai ancaman di luar, dan kepedulian terhadap masyarakat pra-sejahtera di perbatasan.
“Respons TNI dan warga sekitar perbatasan begitu luar biasa menyambut program kami ini,” tuturnya.
Rudi menambahkan prajurit Bataliyon Satgas Yonif Para Raider 561 Bratayudha begitu sangat serius menggelar seremoni ini, sehingga acara berjalan dengan meriah, menghadirkan masyarakat setempat, anak yatim piatu, ustaz, serta hiburan kasidah salawatan yang dilakukan personel TNI.
“Sungguh surprise dan di luar dugaan, rekan-rekan prajurit TNI Bataliyon Satgas Yonif Para Raider 561 Bratayudha menggelar acara seremoni penyerahan paket PPRP dan buka bersama ini dengan sangat meriah,” ujarnya, penuh haru.
Respons positif dan antusias dari TNI dan warga perbatasan ini, merupakan bentuk apresiasi dari TNI dan warga atas perhatian dan kepedulian ACT terhadap mereka. Seperti diungkapkan Komandan Bataliyon Satgas Yonif Para Raider 561 Bratayudha, Antoni Chandra (40), pihak TNI merasa dihargai dengan kehadiran dan fungsi mereka disini, yang menjadi bagian penting dalam menjaga kedaulatan negara tercinta ini.
“Saya selaku Komandan Satuan Tugas, mengucapkan banyak terimakasih kepada Tim ACT, sudah jauh-jauh datang dari Jakarta, masih menyempatkan waktu datang ke sini dan alhamdulillah semuanya sudah kami terima. Sejujurnya kepedulian ACT sangat berarti bagi kami atas perhatian dan bantuan ini,” ungkapnya.
Menurutnya kepedulian dari ACT ini mampu mengangkat moril prajuritnya yang tengah bertugas, TNI perbatasan harus bertugas selama sembilan bulan dengan meninggalkan keluarganya. Menjelang lebaran yang tinggal beberapa hari nanti idealnya para prajurit harus berkumpul dengan keluarga, namun ternyata mereka rela berpisah demi tugas negara yang diembannya.
“Saya mendoakan semoga ACT semakin berkembang pesat bisa terus menyelesaikan persoalan kemanusiaan, sehingga kesejahteraan masyarakat ini bisa meningkat. ACT bisa menjadi solusi bagi Pemerintah, tatkala Pemerintah menghadapi kesulitan dalam mensejahterakan rakyatnya. Semoga Allah yang maha kuasa membalas semua kebaikan yang dilakukan ACT ini, dengan pahala yang berlipat-lipat,” pungkasnya.[*]
(act.id)
More Stories
Kembangkan Pertanian Modern di Aceh, ‘Amanah’ Salurkan 50 Ribu Bibit
Kalimantan Menuju Ekonomi Hijau
Petrokimia Gresik Dukung Pertanian Produktif di Timor Leste