8 November 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Kurangnya Pengawasan, PNG Akui Sering Terjadi Penyelundupan di Perbatasan Wutung

BatasNegeri – Bea cukai Papua Nugini (PNG) mengakui masih sering terjadi penyelundupan di perbatasan Wutung antara PNG dengan Provinsi Papua.

“Tentu saja ada penyelundupan yang lolos dari pengawasan kami. Kesulitan yang kami hadapi karena tenaga, alat, dan peralatan kami.  Di bandara seperti Airport Jacksonvile di Port Moresby, masih banyak penyelundupan yang lolos dengan sepengetahuan atau tanpa sepengetahuan kami,” ungkap Manajer Senior Bea Cukai PNG John Kiu di perbatasan Wutung, Jumat, (15/6/2018).

“Melalui lautan juga karena punya perbatasan maritim yang luas, banyak hal yang terjadi,” lanjut Kiu.

Kiu berharap keterbatasan sumberdaya yang mereka alami bisa diatasi sehingga petugas bea cukai PNG bisa melakukan hal-hal standar yang harus dilakukan di setiap pintu masuk perbatasan negara.

Ia menyebutkan tenaga kerja saat ini di perbatasan PNG – Indonesia hanya terdiri dari 11 orang, selain dari militer yang diharapkan bisa mengendalikan transaksi perdagangan yang melibatkan lebih dari 1000 orang setiap hari ke perbatasan Wutung.

“Saya punya empat petugas di sini. Itu hanya untuk bea cukai saja. Untuk imigrasi kami memiliki dua petugas dan karantina, mungkin lima petugas lainnya sehingga totalnya 11 orang,” Kiu menjelaskan jumlah tenaga kerja PNG yang dimiliki di perbatasan Wutung.

Saat ini, untuk menjalankan tugas mereka, setidaknya mereka melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga lainnya agar pemeriksaan bea cukai bisa berjalan efisien dan efektif.

Dia mengatakan saat ini pos perbatasan sementara Wutung tidak memiliki apa-apa selain peralatan yang tidak berfungsi, sisa dari proyek percontohan perdagangan dan investasi senilai K90 juta yang selesai pada tahun 2014 yang terdiri dari rumah institusional dan fasilitas stasiun perbatasan, air, dan pasokan listrik.

“Kami melakukan hal-hal yang sifatnya ad hoc. Memang peralatan ada di sini, tetapi masalahnya adalah kita perlu pasokan daya listrik dan air untuk memungkinkan kami bergerak,” ujar Kiu.[*]

tabloidjubi.com