BatasNegeri – Sejak berlakunya Otonomi Khusus untuk Provinsi Papua dan Papua Barat, banyak posisi pejabat daerah di dua provinsi itu diisi oleh orang asli Papua.
Salah satunya adalah Jermias Rontini. Putera asli Papua kelahiran tahun 1974 berpangkat Komisaris Besar (Kombes) Polisi ini, sejak April 2018 lalu menjadi Kepala Satuan Brimob Polda Papua.
Ketika masih menjabat sebagai Kapolres Mimika, Jermias sebagai putera asli Papua tak henti-hentinya mengajak orang Papua untuk berhenti berpikir untuk merdeka, atau memisahkan diri dari NKRI.
Ia menegaskan orang Papua sudah merdeka sejak kembali ke pangkuan ibu pertiwi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada periode 1960-an.
Hal itu dikatakan Jeremias lantaran masih adanya kelompok orang Papua yang ingin berpisah dari NKRI. Kelompok ini setiap tanggal 1 Juli memperingatinya sebagai HUT Tentara Pembebasan Nasional (TPN), sayap militer dari Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Pemerintah Pusat, katanya, sudah memberikan hak otonomi penuh kepada Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Provinsi Papua Barat untuk dapat mengelola sumber daya alamnya yang luar biasa bagi upaya meningkatkan derajat kesejahteraan dan kemakmuran warga asli Papua.
Bahkan setiap tahun kedua provinsi ujung timur Indonesia itu mendapat kucuran dana Otonomi Khusus (Otsus) yang sangat besar dari pemerintah pusat.
“Sebagai anak asli Papua saya menegaskan bahwa Papua sekarang sudah merdeka. UU Otonomi Khusus (UU Nomor 21 Tahun 2001) sudah memberikan kewenangan yang sangat besar kepada pemerintah di Tanah Papua. Papua juga mendapat kucuran dana Otsus sangat besar,” tutur Rontini, putra asli Papua kelahiran Jayapura 1974.
Menurut dia, menjadi tugas bagi jajaran pemerintah di Tanah Papua baik di level provinsi hingga kabupaten untuk memanfaatkan anggaran Otsus yang sangat besar itu untuk benar-benar membangun rakyat Papua.
Program pembangunan yang dijalankan di Papua, katanya, sasaran harus terukur agar hasilnya bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Papua termasuk yang tinggal di kampung-kampung pedalaman dan terisolasi.
“Pembangunan itu jangan hanya menjadi slogan atau wacana atau bahkan hanya menjadi lip service saja. Tapi saudara-saudara yang sekarang ada di pemerintahan di Tanah Papua harus benar-benar memanfaatkan dana yang ada untuk kemakmuran masyarakat Papua,” katanya.
Jermias Rontini mengakui sampai saat ini masih ada kelompok masyarakat Papua yang terus memperjuangkan kemerdekaan Papua secara defacto atau menginginkan keluar dari NKRI.
Jika Papua berdiri sendiri sebagai sebuah negara yang berdaulat penuh, katanya, belum tentu rakyat Papua bisa sejahtera seperti sekarang ini.
“Ini pemahaman saya sebagai orang Papua. Kita lihat Papua Nugini (PNG) yang berada di bawah ketiak Australia. Selama ini apa yang dia dapatkan. Kondisi rakyat kita di Papua jauh lebih baik dari saudara-saudara kita di PNG. Di PNG kejahatan merajalela. Ini fakta yang harus kita angkat agar masyarakat Papua tahu dan sadar bahwa sekarang kita sudah merdeka,” tutur Rontini.[*]
merdeka.com
More Stories
Iwan Riswanto, Dedikasi Insinyur Kehutanan Penjaga Perbatasan hingga “Advisor” Fasilitas Kepabeanan
Andre Kabagaimu dari Wamena, Danton Pasukan 17 Paskibraka 2024, Suaranya Menggema di IKN
Jangan Tanyakan Lagi Nasionalisme Abisai Rollo, Anak Port Numbay ‘NKRI Sampai Mati’