BatasNegeri – Sekretaris Jenderal, Kementerian Kesehatan RI, dr. Untung Suseno Sutarjo beserta rombongan meninjau pembangunan fasilitas kesehatan (faskes) Puskesmas Jagoi Babang, di Kabupaten Bengkayang yang berlokasi di perbatasan antara Kalimantan Barat dengan Malaysia, Sabtu, 13 Oktober 2018 lalu.
Selain faskes tersebut, di hari yang sama dr. Untung dan rombongan juga meninjau Puskesmas Singkawang, serta RSUD dr. Abdul Aziz yang keduanya berada di Singkawang, Kalimantan Barat.
Tak hanya meninjau beberapa fasilitas kesehatan dr. Untung juga memberikan arahan serta masukan kepada dinas serta instansi terkait. Salah satunya adalah peran puskesmas kini yang tak lagi hanya menunggu pasien datang untuk berobat, tapi tenaga kesehatan puskesmas juga datang ke rumah warga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan keluarga.
Program Indonesia Sehat (PIS) sendiri merupakan satu program dari agenda ke Nawa Cita, yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Sasaran dari PIS adalah meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Sebagai penjabaran dari amanat UU No.52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga serta UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yaitu upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat, Kementerian Kesehatan menetapkan strategi operasional pembangunan kesehatan melalui Porgram Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK).
Dan salah satu sasarannya adalah meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan.
Pelayanan di Perbatasan Jadi Show Window Indonesia
Dr. Untung memaparkan bahwa, “Untuk masyarakat di perbatasan mereka mendapatkan pelayan terbaik ya, itu yang pertama. Yang kedua juga kita menunjukkan bahwa pelayanan kita bagus kalau begini. Jadi show window-nya pelayanan kita,” papar dr. Untung setelah meninjau faskes di perbatasan Kalbar dengan Malaysia tersebut.
“Jadi kalau ada orang asing dari Malaysia datang ke sini, dilihat bagus banget pelayanan kesehatan. Dan kalau di tempat lain-saya tidak tahu kalau di sini, orang Malaysia sudah mulai datang berobat di tempat kita. Jadi kebalikannya, kalau kita dulu ke sana, dia sekarang ke sini,” tambah dr. Untung lagi.
Salah satu yang menyambut baik adanya faskes Puskesmas Jagoi Babang adalah Yuliana (40) yang disaat yang sama juga datang untuk berobat bagi anaknya, Paula yang berusia 1 tahun 8 bulan. “Saya senang berobat di sini. Lengkap, juga tak jauh dari rumah saya. Hanya 30 menitlah pakai motor,” tukasnya di kesempatan yang sama kepada tim Medcom.id.
Dahulu, ungkap Yuliana yang sehari-hari bekerja sebagai petani ini kalau berobat hanya bisa ke klinik sebelum ada Puskesmas Jagoi Babang. “Dulu di sana cuma ada klinik kecil. Enggak lengkap seperti ini. Saya senang ada ini (Puskesmas Jagoi Babang),” aku ibu tiga anak ini.
Pelayanan di Puskesmas Jagoi Babang
Mungkin tak berlebihan kegembiraan Yuliana, karena tim Medcom.id mencoba melihat beberapa fasilitas yang ada di dalam Puskesmas Jagoi Babang. Terdapat Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik), Ruang Rawat Inap Wanita, IGD Pelayanan 24 Jam, Pojok Ceria (tempat anak-anak bisa bermain sambil menunggu antrean berobat), pelayanan Dokter Gigi, serta beberapa pelayanan lainnya.
Dan di Puskesmas Jagoi Babang ini terdiri dari beberapa pelayanan, antara lain pelayanan Rawat Inap, IGD, serta Persalinan yang melayani 24 jam, serta Rawat Jalan yang dibuka selama beberapa jam.
“Jadi kami bersyukur pak Sekjen bisa melihat dari dekat,” ucap Kadinkes & KB Kabupaten Bengkayang, Drs. Stefanus Salikin, MSi pada acara yang sama.
“Sehingga kekurangan-kekurangan yang ada mudah-mudahan dapat perhatian dari bapak Sekjen. Dan kalau kita melihat lingkungan memang kami belum siap, belum mampu, belum tersedia anggaran untuk menata lingkungan yang lebih baik dan begitu juga bangunan ini,” tuturnya di kesempatan yang sama.
“Kami masih terkendala dalam fasilitas internet sehingga menghambat input data (PIS-PK). Teman-teman yang memegang program, mereka begitu sudah dapat data mereka langsung lari ke kecamatan sebelah (untuk mengirimkan data progres PIS-PK), mereka berusaha sangat luar biasa (untuk mengirimkan data),” ujar Wenseslaus, AMd. Kep. selaku Kepala Puskesmas Jagoi Babang.
“Tapi kami tetap semangat, akan kami lakukan (program PIS-PK) sampai selesai. Itu tekad kami semua oleh teman-teman di puskesmas,” sebut Wenseslaus lagi.
Menutup kunjungan serta monitoring dan evaluasi di Puskesmas Jagoi Babang, dr. Untung juga menambahkan bahwa masalah kesehatan tidak bisa ditangani oleh satu progam kesehatan saja, tapi harus dilakukan secara keseluruhan.
Karena itu yang diintegrasikan dalam PIS-PK bukan hanya progam saja, tapi SDM kesehatan, pembiayaan, dan upaya-upaya peningkatan mutu.
Misalnya, seorang bidan tidak hanya memamahi KIA, bidang Kesehatan Lingkungan tidak hanya memahami tentang kesehatan lingkungannya saja. Tetapi semua tenaga kesehatan di Puskesmas harus mengetahui semua program yang ada di Puskesmas.
“Dengan seperti itu, sehingga pelaksanaanya kita saling membantu, baik dalam SDM, pembiayaan, dan upayanya,” tutup dr. Untung.[*]
(medcom)
More Stories
BPPD Kepri Dorong Konektivitas Serasan Sematan
Presiden Prabowo Disambut Hangat di Kupang
Menko Polkam: Teroris Bisa Kecoh Aparat Pakai AI