BatasNegeri – Pertanyaan seputar gencarnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) membangun berbagai infrastuktur di Tanah Air, sesungguhnya adalah pertanyaan retorik. Mengapa? Karena jawabannya sudah berulang-kali diungkapkan Jokowi dalam berbagai kesempatan.
Jawaban paling kini disampaikan Jokowi dalam pidatonya dalam perayaan 50 tahun Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Ballroom Ritz Carlton Hotel, Pacific Palace, Jakarta, tiga pekan lalu.
“Sebab, masih tingginya ketimpangan antar wilayah sehingga perlu dilakukan pembangunan,” tegas Jokowi saat itu.
Menurut Jokowi, pembangunan infrastruktur memang terus dibangun karena Indonesia masih cukup tertinggal. Sebagai contoh lainnya adalah bendungan. Tiga tahun lalu, kata dia, Indonesia hanya memiliki 231 bendungan, sedangkan China sudah mencapai 110 ribu bendungan.
“Ini fakta dan itu yang harus kita kerjakan. Jalan tol sampai 2015 awal kita memiliki sejak Jagorawi hanya 831 km. China 2.321 km. Kita harus cepat mengejar itu. Semuanya memerlukan itu 17 ribu pulau yang kita memiliki. Saya rasa itu,” ujarnya.
Namun para politisi dari kubu oposisi kerap menuding solusi ketimpangan antar wilayah yang diupayakan Jokowi itu dengan sebutan ‘proyek pencitraan’.
Terlepas dari kepentingan politik untuk memenangkan Pilpres 2019, bangsa Indonesia yang memiliki pemikiran rasional sudah merasakan dampak positif dari pembangunan infrastruktur itu. Mengutip uraian Chief Economist PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Fithra Faisal Hastiadi, pembangunan berbagai jenis infrastruktur yang dikerjakan SMI di era Jokowi, setidaknya telah memberikan 6 (enam) efek sosial dan ekonomi, yaitu :
1. Proyek ketenagalistrikan yang menerangi 1,7 juta rumah atau 6,7 juta jiwa.
2. Proyek air bersih dan irigasi mampu meningkatkan produksi hingga 10.140 liter/detik. Proyek ini memenuhi kebutuhan air bersih untuk 1,5 juta rumah atau 5,8 juta jiwa. Proyek irigasi juga mengairi 96 ribu hektare area persawahan.
3. Proyek infrastruktur bandara mampu melayani 37,5 juta penumpang udara per tahun.
4. Proyek infrastruktur pelabuhan mampu meningkatkan arus barang menjadi 2,26 juta TEUs per tahun.
5. Sektor transportasi perkotaan, pemerintah berhasil menambah 80 kereta listrik. Sarana transportasi baru itu berdampak terhadap peningkatan kapasitas 7,3 juta penumpang per tahun.
6. Proyek infrastruktur jalan sepanjang 1.421 kilometer berhasil menyerap 1,2 juta tenaga kerja kontrak dan permanen.
“Infrastur itu bukan hanya urusan ekonomi, tapi juga untuk Persatuan Indonesia,” tegas Jokowi pada kesempatan lainnya.[*]
Redaksi
More Stories
Penguatan Kerja Sama Pertahanan Australia-Indonesia
Revitalisasi PLBN Meningkatkan Kesejahteraan di Perbatasan Indonesia
IKN: Titik Awal Era Baru Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan di Indonesia