BatasNegeri – Pemerintah sudah membangun beberapa pasar rakyat desa di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. Yaitu pasar rakyat di Desa Jelarai, pasar rakyat di Desa Salimbatu, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, dan pasar rakyat di Kecamatan Sekatak.
Keberadaan pasar rakyat tersrebut diharapkan dapat menjadi motor penggerak roda perekonomian di daerah masing-masing.
Pembangunan Pasar Jelarai yang berada tepat di belakang Markas Brimob Datasemen C, menelan dana alokasi khusus (DAK) 2017 sebesar Rp 1,7 miliar. Pasar ini akan segera dioperasikan setelah infrastruktur pendukung seperti instalasi air dan listrik terpasang.
“Karena air dan listrik ini harus ada. Bagaimana pasar bisa beroperasi kalau tidak ada itu,” ungkap Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi, Perdagangan dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop dan UMKM) Bulungan, Ajer Supriyono, sebagaimana dilansir Radar Kaltara, Selasa (16/10/2018).
Ajer menargetkan paling lambat pasar sudah dapat dimulai ditempati pedagang di awal 2019 mendatang. “Setelah selesai pemasangan itu siap sudah kami buka pasarnya dan sudah mulai bisa berdagang di sana,” tegas Ajer.
Yang nantinya akan menempati pasar tersebut adalah para pedagang yang tak tertampung di Pasar Induk, Jalan Sengkawit, Tanjung Selor.
Sementara pembangunan pasar dengan model yang sama di Kecamatan Sekatak dan Desa Salimbatu, Kecamatan Tanjung Palas Tengah masih berproses. Progres pasar Sekatak, kata Ajer, sudah mencapai sekitar 60 persen. Sedangkan pasar Salimbatu walau agak terlambat namun progresnya juga diklaim cukup lumayan.
“Keduanya progresnya hampir sama saja,” bebernya.
Menurutnya, konstruksi bangunan Pasar Sekatak lumayan luas, yaitu sekira 198 meter persegi dengan total meja 25 buah, 4 kios. Sedangkan yang di Salimbatu sekira 280 meter persegi dengan total meja 26 dan 6 unit kios.
Pasar Sekatak dan Salimbatu dibangun menggunalan dana DAK tahun 2018 secara akumulasi sekira Rp 1,2 miliar. Anggaran tersebut diperuntukkan perencanaan dan konstruksi.
Lanjutnya, keterbatasan anggaran menjadi salah satu kendala dalam pembangunan tersebut. Sisi lain keberadaan pasar sangat diperlukan untuk memaksimalkan hasil sumber daya alam (SDA) di Kabupaten Bulungan.
Ia mencotohkan belum adanya pasar di Salimbatu. Untuk keperluan maayarakat justru harus ke Tanjung Selor. Begitu pun di Kecamatan Sekatak yang belum memiliki pasar sama sekali. Kita cuma andalkan anggaran dari pusat, dana DAK,” pungkasnya.[*]
More Stories
Satgas Yonif 131/BRS Gagalkan Penyelundupan 2kg Narkoba di Perbatasan RI-PNG
Waspada Virus ASF, PLBN Entikong Perketat Pengamanan Pemasokan Ternak ke Indonesia
Tiga KEK yang Menurut Menko Airlangga Hartarto Bermasalah