BatasNegeri – Program pelayanan kesehatan “Dokter Terbang” bagi masyarakat di daerah terpencil dan wilayah perbatasan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), melonjak lebih 100 persen.
“Dari 1.890 pasien pada 2017, menjadi 2.946 pasien pada Oktober 2018,” kata Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie di Tanjung Selor, Selasa, 30 Oktober 2018.
Hal itu, tambahnya, sebagai bentuk komitmen terkait program peningkatan kesejahteraan warga Kaltara, khususnya di kawasan perbatasan atau wilayah 3 T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
Program dokter terbang, merupakan gagasan karena melihat banyak masyarakat di kawasan 3 T, kesulitan akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Program ini sudah kita jalankan sejak 2014, dan realisasinya juga terus mengalami peningkatan.
Para dokter yang disertakan dalam program ini juga tak hanya dokter umum, tapi dokter spesialis.
Ia mengakui, kendala utama program Dokter Terbang, yani kondisi geografis yang luas dan medan yang berat.
Hal itu membuat para petugas harus bekerja keras untuk bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Tak hanya medan yang berat, biaya yang dikeluarkan untuk program ini juga tidak sedikit. Apalagi jika ke wilayah perbatasan. Terkadang petugas harus sewa atau carter pesawat untuk bisa menjangkau.
Guna menopang efektivitas program ini, Pemprov Kaltara telah mengupayakan program lainnya. Salah satunya, ambulan air dan ambulan udara.[*]
cendananews
More Stories
Kemendag Optimistis Perdagangan dan Investasi Indonesia-Tiongkok Meningkat di CAEXPO 2024
HUT ke-14 BNPP, Mendagri Dorong BNPP Kembangkan PLBN Jadi Sentra Ekonomi Baru
Pasir Laut atau Sedimen yang Boleh Diekspor?