BatasNegeri – Kawasan perbatasan negara menjadi sangat startegis untuk dijaga dan dikembangkan. Tentu penjagaan tak cukup dengan tugu perbatasan dan slogan belaka, melainkan perlu bentuk konkret kehadiran negara di tengah masyarakat perbatasan.
Nawacita Pemerintah Jokowi-JK menggariskan bahwa perbedaan dalam pembangunan memang perlu dilakukan demi mengakomodir karakteristik dan kemampuan masing-masing wilayah, desentralisasi asimetris. Kebijakan desentralisasi asimetris ini dimaksudkan untuk melindungi kepentingan nasional Indonesia di kawasan-kawasan perbatasan, memperkuat daya saing ekonomi Indonesia secara global, dan untuk membantu daerah-daerah yang kapasitas berpemerintahan belum cukup memadai dalam memberikan pelayanan publik.
Menjadi tugas Bappenas untuk mengkaji secara seksama bahwa masing-masing daerah perbatasan tidak bakal persis sama dalam melaksanakan pembangunan.
Ekonomi Berbasis Pertanian di Entikong
Berdasarkan data pemerintah daerah tentang rencana pemanfaatan lahan di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat tahun 2011 – 2031, wilayah ini terbagi kedalam 2 (dua) kawasan, yaitu: kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung atau hutannya luas mencapai 552.017,09 dan kawasan budidaya seluas 724.096,29 ha.
Potensi lahan budidaya, khususnya pertanian yang besar ini masih sangat memerlukan dukungan penuh pemerintah pusat. Pasalnya meski memiliki potensi lahan luas, lahan pertanian di Kabupaten Sanggau masih terkendala pada produktifitas dan kualitas hasil panen yang masih sangat rendah.
“Malah bisa dikatakan setiap tahun hasil panen komditas pertanian selalu turun dari tahun ke tahun, dikarenakan gangguan hama dan penyakit tumbuhan. Belum lagi soal saprodi, pupuk dan benih yang harganya sangat mahal,” demikian laporan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sanggau H John Hendri kepada Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas, Anang Noegroho saat melakukan kunjungan kerja bersama ke wilayah perbatasan Entikong pada Jumat (2/11/2018).
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan pembangunan fasiltas PLBN, Entikong harus dibenahi dan dibangkitkan agar dapat berkontribusi di pasar modern untuk produk pertanian dan perikanan sekaligus wisata. Kalau sudah ditata secara baik, maka menjadi daya tarik masyarakat Malaysia untuk berbelanja kebutuhan pangan ke Indonesia.
Bersamaan dengan itu perlu juga dibenahi sejumlah permasalahan klasik di wilayah perbatasan, seperti kejahatan lintas negara, pembalakan liar, pemancingan ilegal, perdagangan manusia, penyelundupan ekonomi, peredaran narkotika, pergerakan teroris dan konflik sosial budaya.[*]
More Stories
Satgas Yonif 741/GN Amankan Granat Aktif dari Warga Perbatasan RI-Timor Leste
Personel Yonkav 12/BC Bantu Masyarakat Cor Jalan Di Perbatasan RI-Malaysia
TNI-POLRI Kerjasama Susun Kajian Pertahanan Perbatasan Negara dalam Mendukung IKN