BatasNegeri – Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek) Univeritas Timor (Unimor) yang terdiri dari empat program studi (Prodi) diantaranya Prodi Kimia, Biologi, Teknologi Informasi, dan Matematika menggelar expo makanan lokal.
Kegiatan yang digelar bersamaan dengan seminar nasional tersebut dilaksanakan di Aula Fakultas Saintek Unimor, Kamis (8/11/2018). Beberapa mahasiswa dan dosen dari Universitas Nusa Cendana (Undana) dan Nusa Lontar Alor hadir dalam acara tersebut.
Penanggung jawab kegiatan yang juga menjabat sebagai Ketua Prodi Kimia Unimor, Sefrinus Korbafo, S.Si, M.Si mengatakan, tujuan kegiatan expo makanan lokal sebenarnya untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang pentingnya sentuhan saintek dalam menyelesaikan persoalan pangan.
“Adanya prodi-prodi saintek ini minimal mereka punya andil dan sebagai perguruan tinggi kami punya andil untuk membantu masyarakat menyelesaikan persoalan-persoalan misalnya persoalan pangan di daerah perbatasan ini,” ujarnya.
Sefrinus menjelaskan, selama ini masyarakat sudah beralih dari pangan lokal ke bahan makanan seperti nasi. Hal itu karena masyarakat dimudahkan dengan adanya raskin dan bantuan lain sehingga melupakan makanan lokal seperti sorgum, jagung, ubi, dan putat,” jelasnya.
Menurut Sefrinus, kegiatan expo makanan lokal paling tidak menambah wawasan pengetahuan mahasiswa atau dosen sehingga pengetahuan itu yang nantinya dibawa ke masyarakat untuk dapat diaplikasikan.
“Contohnya sorgum, kalau kita dengan olahan biasa oleh orangtua kita, itu setiap hari diolah dengan cara yang biasa seperti itu terkesan membosankan. Nah kami menawarkan dengan inovasi, dengan sentuhan saintek, sorgum itu kita bisa olah menjadi kue bolu sorgum, atau jadi kue talam sorgum, bubur manis sorgum.
Lanjut Sefrinus, dengan satu bahan baku, dapat diolah menjadi beberapa jenis makanan yang menarik dan membuat hasrat untuk mencobanya lebih tinggi ketimbang dengan setiap hari hanya masak dengan air, sehingga membuat bosan.
“Nah hadirnya prodi saintek itu terutama di daerah perbatasan kita ini menjadi pintu bagi Indonesia terutama bagi negara tetangga, seperti Timor Leste dan Australia, sehingga kita tidak ketinggalan karena kalau pengetahuan masyarakat di daerah perbatasan ini minim, suatu saat mungkin negara tetangga kita yang mengajarkan kita tentang inovasi saintek karena kita ketinggalan,” ungkapnya.[*]
(kupang.tribunnews.com)
More Stories
Kemendag Optimistis Perdagangan dan Investasi Indonesia-Tiongkok Meningkat di CAEXPO 2024
HUT ke-14 BNPP, Mendagri Dorong BNPP Kembangkan PLBN Jadi Sentra Ekonomi Baru
Pasir Laut atau Sedimen yang Boleh Diekspor?