BatasNegeri – Perhatian khusus Pemerintah Pusat kepada masyarakarat di wilayah Perbatasan RI-RDTL menjadi kebanggaan masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Belu.
Sejak kunjungan kerja Presiden Republik Indonesia pada Oktober tahun 2015 di Kabupaten Belu, wajah daerah perbatasan berangsur-angsur dipoles. Ada Gedung PLBN Motaain yang sangat megah, jalan sabuk merah perbatasan yang mulus, Bendungan Rotiklot yang dapat mengairi ratusan hektar area lahan pertanian warga Belu, pembangunan gedung-gedung puskesmas yang mentereng, pasar-pasar perbatasan dan sejumlah pembangunan infrastruktur megah lainnya yang ikut menyokong pertumbuhan ekonomi di kawasan daerah perbatasan.
Kebijakan Pembangunan Presiden Joko Widodo di daerah perbatasan selama 3 tahun, telah mempermudah akses dan memperpendek jarak tempuh bagi masyarakat sekitar. Wajah perbatasan pun terlihat “Cantik” dan “Seksi”.
Pembangunan infrastruktur sosial dan ekonomi membuat kehidupan masyarakat di daerah tapal batas semakin membaik. Capaian pembangunan semakin meningkat karena pemerintah pusat terus menggenjot pembangunan infrastruktur terkait kebutuhan sosial dasar masyarakat. Program Nawacita Presiden Republik Indonesia ”Membangun Indonesia Dari Pinggiran” ingin memastikan kesejahteraan warga perbatasan menjadi bagian penting bangsa ini, mengingat aspek penegakkan kedaulatan di daerah perbatasan bukan sekedar urusan keamanan, tetapi juga kesejahteraan.
Wujud nyata pembangunan perbatasan yang dikelola dengan model pendekatan keamanan dan kesejahteraan akan membuat masyarakat terkoneksi secara batin. Manfaat besar yang dirasakan masyarakat, bahwa mereka adalah bagian dari Indonesia, karena ikut dilibatkan secara aktif dalam aspek pembangunan ekonomi perbatasan.
Dipenghujung tahun 2018, Pemerintah Pusat kembali memperindah wajah perbatasan RI-RDTL dengan membangun patung Bung Karno di PLBN Mota’ain. Perhatian Pemerintah Pusat ini kembali mengingatkan warga Belu atas kedatangan Sang Proklamator Republik Indonesia di tahun 1955.
Selama berada di Atambua, Presiden Republik Indonesia Pertama ini berkesempatan menyampaikan pidato di depan rakyat Belu. Goresan sejarah ini masih sangat membekas dalam ingatan rakyat Belu hingga sekarang. Salah satu simbol yang penuh makna dan bersejarah adalah “Pohon Beringin” yang berdiri kokoh di sudut Lapangan Umum Kota Atambua (Depan Markas Besar Polres Belu) yang ditanam langsung oleh “The Foundhing Fathers” kita.
Enam Puluh Tiga (63) tahun kemudian, di era Presiden–Wakil Presiden RI Joko Widodo–Yusuf Kalla, Gubernur–Wakil Gubernur NTT Victor Laiskodat–Yosef Naisoi, dan Bupati–Wakil Bupati Belu Willy Lay–Ose Luan, Bapak Pendiri Bangsa ini kembali hadir di Kabupaten Belu. Kehadiran kali ini dalam bentuk Miniatur Patung. Miniatur Patung Bung Karno diletakkan persis dibawa “Pohon Beringin” yang ditanamnya tahun 1955.
Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber menyebutkan, Pemerintah Pusat akan membangun Patung Bung Karno di PLBN Mota’ain. Pembangunan Patung Bung Karno sebagai Identitas bangsa di Wilayah Perbatasan RI-RDTL akan terus menguatkan rasa nasionalisme masyarakat untuk terus mempertahankan NKRI. Peletakan Batu Pertama Pembangunan Miniatur Patung Bung Karno di PLBN Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu oleh Menteri Dalam Negeri RI, Tjahjo Kumolo bertepatan dengan puncak peringatan Hari Ulang Tahun VIII Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) di Kabupaten Belu. Pembangunan patung serupa juga dilakukan di 7 (tujuh) PLBN lainnya di Indonesia.
Pada momen bersejarah itu, Bupati Belu Willybrodus Lay menegaskan, Pemerintah Kabupaten Belu akan terus merawat “Pohon Beringin” yang ditanam Bapak Pendiri Bangsa Indonesia, Bung Karno.
Di bawah Pohon beringin itu banyak warga berkumpul, ketika ada hajatan-hajatan resmi yang digelar di Lapangan Umum Kota Atambua, baik pada siang hari maupun malam hari.
Sekeliling pohon beringin di cor dengan semen sebagai tempat duduk. Dari tempat ini, warga dapat melihat secara langsung Patung Bupati Belu Pertama, A. A. Bere Tallo yang berada persis di depan Mall Perijinan yang sementara di bangun Pemerintah Kabupaten.
Bupati Willy juga mengungkapkan pembangunan Patung Soekarno sangat menginspirasi masyarakat Kabupaten Belu. Negara ini bertumbuh karena Bung Karno dengan ajaran-ajarannya. Ia bahkan berkeinginan untuk manjadikan “Pohon Beringin” yang ditanam Bung Karno sebagai salah satu ‘ikon’ di Kabupaten Belu. “Kami di Belu akan menjaga pohon beringin ini sampai kapan pun,” ucap Bupati Belu.
Bupati Belu menuturkan, perjuangan Sukarno untuk sampai di Atambua setelah Pemilu tahun 1955 tidak mudah. Ia menggunakan pesawat Amfibi Catalina untuk mendarat di Atapupu. Tiba di Atapupu ia diterima dengan acara adat. Kain tenun Belu di bentangkan sepanjang garis pantai hingga ke mobil yang membawanya ke Atambua. Bung Karno dikala itu, sangat mengagumi dan menghormati Budaya Belu. Ia menanam pohon beringin sebagai simbol menghargai dan menghormati serta melindungi masyarakat Belu.
Pembangunan Miniatur Patung Bung Karno di PLBN Motaain, tentunya tidak hanya sebatas mempercantik kawasan perbatasan dan untuk menghormati patung secara fisik. Lebih dari itu adalah agar kobaran semangat dan ajaran-ajaran bung karno dapat di ke depankan.
“63 tahun lalu Bung Karno tanam pohon beringin di Kota Atambua ini. Mari kita jaga, kita teruskan semangat Bung Karno untuk menjaga NKRI dan Bhineka Tunggal Ika,” ungkap Tjahjo Kumolo Acara Pelepasan Miniatur Patung Sukarno di Lapangan Umum Atambua, Selasa (18/9).
Mendagri berharap agar warga belu dapat menjaga pohon beringin ini untuk selama-lamanya. Semangat dan cita-cita Bung Karno dalam membangun bangsa Indonesia harus terus digelorakan.
“Perbatasan ini harus hidup, kita wujudkan Nawacita Presiden Jokowi. Kita akan bangun dengan sungguh-sungguh,” kata Tjahjo Kumolo.
Politisi PDIP Perjuangan ini juga memastikan bahwa semua daerah yang disinggahi Bung Karno akan di bangun patungnya. Menurutnya, PLBN tidak hanya sebagai pos jaga, tetapi menjadi kawasan wisata baru dan kawasan ekonomi baru. Keberadaan patung tersebut diharapkan akan menjadi salah satu daya tarik wisata di daerah.
Wajah perbatasan tentunya akan terus dipoles baik fisik, sumber daya manusia dan sarana lainnya. Pembangunan infrastruktur di perbatasan akan terus dilanjutkan meliputi jalan, sarana telekomunikasi, kesehatan, pendidikan, terminal, pasar, transportasi laut serta kebutuhan pengamanan untuk TNI dan Polri.
Gubernur NTT Victor Laiskodat mengungkapkan kebanggaannya dengan perhatian serius Pemerintah Pusat dalam membangun wilayah perbatasan RI-Timor Leste. Menurutnya, perhatian itu menunjukkan bahwa Pemerintah Provinsi NTT masuk dalam desain Program-Program Pembangunan Nasional.
Sebagai Provinsi kebanggaan yang berhadapan dengan dua negara, Politisi Nasdem ini ikut memastikan bahwa selama masa kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur NTT, Yosef Naisoi, Pemerintah Provinsi NTT akan memberikan perhatian yang serius terhadap pembangunan wilayah perbatasan negara.
Diakhir tulisan ini, saya kembali mengingatkan kita bahwa, Peran bung karno di masa-masa perjuangan menuju kemerdekaan begitu luar biasa. Tidak heran ia dikagumi sebagai tokoh kaliber dunia yang di idolakan hingga saat ini. Bagi generasi muda, sosok Bung Karno masih bisa dilihat dari peninggalan-peninggalannya.
Salah satu warisan berharga bagi rakyat Belu adalah “Pohon Beringin” yang ditanam Bung Karno. Komitmen Pemerintah untuk menggali sejarah perjuangan pendiri negeri ini patut di apresiasi oleh seluruh anak bangsa dan sebagai negara yang besar, tentu kita tidak akan melupakan sejarah.[*]
(kilastimor.com)
More Stories
Satgas Yonif 741/GN Amankan Granat Aktif dari Warga Perbatasan RI-Timor Leste
Personel Yonkav 12/BC Bantu Masyarakat Cor Jalan Di Perbatasan RI-Malaysia
TNI-POLRI Kerjasama Susun Kajian Pertahanan Perbatasan Negara dalam Mendukung IKN