BatasNegeri – Dion DB Putra, Pemimpin Redaksi Harian Pos Kupang menginginkan ada paradigma baru dalam melihat kawasan perbatasan.
Keinginan itu disampaikannya saat menjadi narasumber dalam diskusi publik tentang optimalisasi pembangunan kawasan perbatasan RI – Timor Leste yang digelar Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) di Aula DPD Provinsi NTT, Kota Kupang, Kamis (22/11/2018).
Selain Dion DB Putra, diskusi itu menghadirkan narasumber Drs. Paulus B Manehat, M.Si, Sekretaris Badan Pengelola Perbatasan Provinsi NTT. Moderator diskusi itu adalah Bedi Roma, alumni sekaligus mantan ketua PMKRI cabang Kupang.
Diskusi itu dihadiri puluhan anggota PMKRI cabang Kupang dan beberapa undangan lain.
“Harus ada paradigma baru dalam melihat kawasan perbatasan. Dulu, orang merasa tapal batas adalah halaman belakang NKRI. Diabadikan begitu saja, terbelakang, miskin. Sekarang, tidak lagi. Harus ada paradigma baru, bahwa kawasan perbatasan adalah wajah Indonesia,” katanya, Kamis (22/11).
Dion pun memaparkan buruknya infrastruktur yang terdapat di kawasan tersebut. Namun, dia mengapresiasi karena sudah dilakukan pembangunan sabuk perbatasan.
“Yang buruk itu di Amfoang, Kabupaten Kupang, dan Oekusi. Jadi pembangunan infrastruktur oleh provinsi sekarang di kabupaten Kupang saya rasa sudah tepat. Tahun 2019 Pemprov akan fokus di Amfoang,” terangnya.
Selain itu, Dion juga menyoroti permasalahan-permasalahan yang membelenggu di wilayah perbatasan, di antaranya persoalan air bersih, telekomunikasi, juga listrik.
Sedangkan Paulus Manehat dalam kesempatan itu memaparkan kerja-kerja yang telah dilakukan pemerintah.
Berbagai pembangunan telah dilakukan, di antaranya infrastruktur dan bendungan. “Pembangunan PLBN Terpadu Motaain di Kabupaten Belu seluas 8,8 ha,” katanya dalam paparan materinya.
Selain itu, dia menyebutkan juga beberapa PLBN lain yang dibangun, di antaranya PLBN Terpadu Wini di Kabupaten TTU.
“Selain itu, ada Bendungan Raknamo, Rotiklot, juga embung-embung,” ujarnya.[*]
(pos kupang)
More Stories
BP3OKP: Masyarakat Asli Papua Harus Tahu Label Pemanfaatan Dana Otsus
Harmony in the Pacific Menjadi Program Belajar Bersama RI-Pasifik
Tamu PON 2024 Dapat Berwisata ke Museum Aceh Saksikan Peninggalan Kesultanan Iskandar Muda