BatasNegeri – Dalam Nawacita, pemerintahan Presiden Joko Widodo berkomitmen untuk membangun Indonesia dari pinggiran dan pedesaan. Itu menjadi mercusuar bagi paradigma Indonesia-sentris yang menggantikan Jawa-sentrisme.
Realisasi dari itu, pemerintahan Presiden Jokowi membangun sejumlah infrastruktur untuk wilayah perbatasan. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memaparkan progres pembangunan di jalan perbatasan tersebut.
Dari paparannya, saat ini terlihat bahwa jalan perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah tembus. Sementara, jalan perbatasan Papua dan Kalimantan belum tembus, namun progressnya sudah hampir selesai.
Total panjang jalan yang berhasil ditembus di NTT mencapai 176,2 km. Sementara untuk jalan di Kalimantan mencapai 1.692 km, masih kurang 200 km, dan di Papua mencapai 909 km, kurang 189 km, dengan target penyelesaian 2018-2019.
Pembangunan infrastruktur jalan di wilayah perbatasan menjadi salah satu prioritas Pemerintah Jokowi-JK untuk memudahkan mobilitas warga, memajukan ekonomi daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Eddy Ganefo, pembangunan wilayah perbatasan penting. Terutama untuk mengamankan perbatasan, mensejahterakan masyarakat perbatasan, serta memajukan wilayah perbatasan sehingga mampu menarik roda perekonomian.
Eddy juga mengakui bahwa pembangunan wilayah perbatasan di era pemerintah Jokowi sudah sangat optimal dan dampak positif nya telah dirasakan.
Pembangunan ini ke depan akan membuat wilayah perbatasan lebih terintegrasi lagi dan mampu memberikan ruang bagi perkembangan ekonomi masyarakat yang pastinya mendukung, menambah pemasukan, dan penguatan potensi negeri.[*]
(kaskus.com)
More Stories
BP3OKP: Masyarakat Asli Papua Harus Tahu Label Pemanfaatan Dana Otsus
Harmony in the Pacific Menjadi Program Belajar Bersama RI-Pasifik
Tamu PON 2024 Dapat Berwisata ke Museum Aceh Saksikan Peninggalan Kesultanan Iskandar Muda