9 Oktober 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Guru Garis Depan Sebaiknya Putra Daerah

BatasNegeri – Penempatan Guru Garis Depan (GGD) disambut baik oleh Pemerintah Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara). Namun, bagi Pemda Kabupaten Nunukan, GGD yang ditempatkan sebaiknya putra daerah saja.

Hal tersebut disampaikan Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid saat ditemui di Nunukan, Kaltara, Selasa (28/11). “Lebih baik tempatkan orang daerah, jangan orang dari luar,” ujar Laura.

Laura beralasan, jika GGD yang datang ke Nunukan berasal dari orang di luar wilayah itu, dikhawatirkan mereka hanya datang beberapa saat dan tak lama kemudian minta pindah. Karena itu, dia meminta agar memprioritaskan penempatan di wilayahnya putra daerah saja.

Dia menyakini, semangat putra daerah asal Nunukan untuk membangun kampung halamannya dengan menjadi tenaga pengajar tentu akan lebih besar. Laura menekankan agar mereka diberi kesempatan.

GGD bertugas membangun dari wilayah pinggiran yang tidak hanya fokus pada infrastruktur melainkan membangun sumber daya manusia (SDM). Sejak 2015, saat ini sudah ada 7.093 guru yang dikirim ke garis depan negara. Adapun kualifikasi atau syarat menjadi GGD ialah pernah atau lulus sarana mengajar di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Indonesia, dan pernah menjalani program profesi guru (PPG).

Hingga kini, terdapat 6.296 guru yang tersebar di 93 kabupaten seluruh Indonesia. Provinsi Kaltara, salah satu wilayah yang mendapatkan kuota GGD sebanyak 40 orang. Ke 40 GGD tersebut disebar ke wilayah perbatasan, dan Nunukan salah satunya.

Bupati Nunukan berharap, para guru yang mengajar di wilayah perbatasan selalu bersemangat. Laura mengatakan, apa pun kondisi di tengah keterbatasan di wilayah perbatasan, dia sangat berharap para guru terus meningkatkan mutu dan kualitas mengajar mereka.

“Karena dari mereka ini anak-anak mendapat pendidikan, apa yang diajarkan, nanti akan ditindaklanjuti anak dalam kehiupan nyatanya. Jadi bisa dikatakan, kalau guru mengajarnya jelek, bisa dikatakan kualitas anak juga akan jelek. Kalau gurunya sangat baik, saya yakin generasi penerus bangsa kita juga akan lebih baik lagi ke depan,” ujarnya.

Pemda Nunukan terus berupaya mendukung kemajuan pendidikan di wilayah ini. Dia menjelaskan, saat ini terus digalakkan keterlibatan pihak ketiga untuk membatu kelancaran pendidikan. Dia menyebutkan, sejumlah perusahaan tambang yang beroperasi di pedalaman telah diinstruksikan mengangkut siswa-siswa sekolah yang jarak sekolahnya cukup jauh dari permukiman mereka.

“Kami ingin anak-anak di pedalaman tetap bersekolah, bisa tetap berprestasi. Jika jarak sekolah mereka jauh dengan rumah, sudah ada bantuan mobil-mobil perusahaan untuk membantu mengangkut mereka,” kata Laura.[*]

(republika.co.id)