19 September 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

POLRI : OPM Sudah Terpantau di Daerah Terpencil

BatasNegeri – Polri menyatakan pergerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) telah terpantau di daerah terpencil. Polri sudah menyiapkan satuan khusus untuk mengantisipasi gejolak yang mungkin terjadi menjelang hari jadi gerakan para separatis itu pada 1 Desember 2018 mendatang.

“Sekarang sudah kita antisipasi secara masif. Jadi, gerakan mereka selama ini betul-betul terpantau dengan baik,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo, Senin (26/11).

Menurut Dedi, gerakan OPM kerap menjauh dari keramaian. Para separatis, termasuk diantaranya kelompok bersenjata, kerap memilih daerah terpencil dalam beraktivitas seperti daerah yang penduduknya sedikit.

“Nah, itu yang kita antispasi. Yang jauh dari jangkauan aparat. Yang kita khawatirkan mengganggu di tempat yang seperti itu,” kata dia.

Dedi mengakui adanya potensi kerawanan menjelang hari jadi gerakan tersebut. Namun, satuan tugas khusus (satgassus) yang bertugas mengamankan Papua sudah melakukan lagkah antisipasi kerawanan dengan memitigasi gerakan para separatis .

“Polda Papua ditambah satgas Papua saat ini sudah cukup untuk mengantispasi potensi kerawanan”, kata Dedi.

Dedi mengatakan, satgassus Papua akan bertugas hingga tahun 2019. Satgassus ini dibuat untk menegantispasi berbagai ancaman gangguan di Papua seperti kelompok bersenjata dan pengamanan pemilihan umum pada April 2019.

Selain di Papua, Polri juga meningkatkan pengamanan terhadap kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Eks kombatan GAM akan merayakan hari jadi ke-42 pada tanggal 4 Desember 2018.

Dedi mengatakan, pihaknya akan melarang para simpatisan kelompok tersebut melakukan upacara dengan mengibarkan bendera selain Bendera Merah Putih. OPM sendiri identik dengan panji bintang kejora. Sedangkan, eks kombatan GAM khas dengan panji bulan bintang.

“Apabila melakukan pelanggaran hukum, pastinya ditindak sesuai hukum yang berlaku,” kata Dedi.

Dedi meminta kepada masyarakat di Papua dan Aceh untuk tidak mudah terprovokasi dalam melakukan peringatan tersebut demi menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat. Ia juga berharap momentum tersebut tidak ditunggangi oleh pihak tak bertanggung jawab yang mencoba memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Dedi menekankan, Polri tidak akan segan-segan mengambil tindakan tegas terhadap pihak yang tak bertanggung jawab apabila mencoba menunggangi momentum itu untuk merusak persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. “Mengimbau untuk masyarakat tetap menjaga kondusifitas kamtibmas dan tidak terprovokasi oleh isu-isu yang beredar,” katanya.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai Polri harus menindak bila ada segelintir pihak yang berusaha memprovokasi momen tersebut. Neta menyebut dua organisasi separatis itu tealh mati angin. “Kalaupun ada manuver, hal itu hanya dilakukan segelintir orang untuk mencari perhatian Jakarta (Mabes Polri),” ujar Neta.

Menurut Neta, segelintir kelompok bersenjata kerap bermanuver pada event tertentu seperti hari jadi untuk mencari perhatian. Untuk itu, jika ada bekas GAM dan OPM yang sudah diam kembali bermanuver, menurut dia Polri harus bertindak tegas. “Segera sapu bersih dan diproses hukum. Jangan berikan peluang dan langsung sapu bersih,” ujar dia.[*]

(republika.co.id)