BatasNegeri – Kisah prajurit TNI berada di daerah perbatasan terkadang luput dari perhatian. Padahal, tidak mudah bagi seorang prajurit bertugas di sana. Meninggalkan keluarga dalam jangka waktu yang lama, demi menjaga keamanan di daerah perbatasan.
Kadang nyawa menjadi taruhan mereka, karena tak jarang harus berhadapan dengan musuh. Seperti tentara yang melakukan tugas di perbatasan Indonesia dan Timor Leste. Mereka harus berbaur dengan penduduk lokal dan menjaga hubungan baik dengan tentara Timor Leste. Karena bagi tentara ini, mereka tidak hanya menjaga secara militer saja.
Prajurit TNI juga melakukan tugas kemanusiaan dan sosial. Bukan hal yang asing lagi prajurit TNI menjadi guru, mengajar bidang rohani, membangun rumah dan sekolah. Hal ini membuat warga mencintai prajurit TNI.
Kisah haru terekam saat Anggota Batalyon Infanteri 715 Motuliato meninggalkan daerah Operasi Pamtas RI – Timor Leste dan kembali ke Gorontalo. Setelah selama 10 bulan lamanya, Satgas Yonif 715/Motuliato melaksanakan tugas pengamanan perbatasan RI-RDTL Sektor Barat mereka harus kembali ke markas untuk digantikan dengan kesatuan lainnya.
Tak mengherankan jika saat para prajurit melepas masa tugas, warga sekitar merasa sedih. Pria maupun wanita ikut menangis. Tua dan muda mereka tampak tidak rela melepaspergikan para prajurit dari kampung halaman mereka. Kesan yang mendalam dirasakan oleh warga.
Banyak cerita suka maupun duka Prajurit TNI bersama masyarakat. Keharuan, tangis dan airmata pun mengiringi kepulangan.[*]
(bangkapos.com)
More Stories
BPPD Kepri Dorong Konektivitas Serasan Sematan
Presiden Prabowo Disambut Hangat di Kupang
Menko Polkam: Teroris Bisa Kecoh Aparat Pakai AI