BatasNegeri – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mengunjungi Distrik Oecusse (Oekusi), Senin (10/12/2018).
Viktor menjajaki kerja sama dengan pemerintah Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) dibidang sosial, budaya dan ekonomi termasuk menjadikan Distrik Oekusi sebagai zona perdagangan bebas (free trade zone).
Oekusi merupakan eksklave pesisir di bagian barat Pulau Timor, terpisah dari negara Timor Leste oleh kawasan Timor barat milik Indonesia (NTT). Daerah seluas 814 km2 ini ibu kotanya Pante Makasar.
Viktor bertemu Presiden Regiao Administrative Especial Oe-Cusse Ambeno (RAEOA) dan Zona Especial Ekonomi Sosial Mercado Timor-Leste (ZEEEM-TL) Dr. Mari Bin Amude Alkatiri.
Mantan anggota DPR RI dari Partai NasDem ini didampingi Bupati Malaka dr. Stefanus Bria Seran, Bupati Belu Wily Lay, Bupati Timor Tengah Utara (TTU) Raymundus Fernandes dan Konsulat Indonesia untuk Timor Leste, Maria Ony Silaban.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Pante Makasar, Viktor bersama Mari Alkatiri membahas kerja sama bidang sosial, budaya dan ekonomi bagi daerah perbatasan kedua negara.
Menurut Viktor, kunjungannya merupakan kunjungan sesama orang Timor. Dalam semangat kebersamaan dan persaudaraan, keduanya sepakat membangun kerja sama bidang sosial, budaya, dan ekonomi. “Ini akan menjadi kekuatan utama dalam membangun pulau Timor,” katanya.
Viktor sangat bersyukur saat Timor Leste menjadi negara sendiri. Menurutnya, dengan menjadi negara sendiri sehingga dapat menghadirkan dunia internasional di tengah Pulau Timor. Hal ini tentu menjadi sebuah kebahagiaan dan anugerah Ilahi yang perlu disyukuri orang Timor.
Suami Julie Sutrisno Laiskodat ini senang karena kunjungannya di Distrik Oekusi dalam rangka mengangkat harkat dan martabat orang Timor menuju dunia internasional. Dikatakannya, syarat untuk menjadi masyarakat internasional adalah dengan kerja sama.
“Kami sepakat untuk membentuk tim agar tidak ada lagi pidato. Kami akan mulai bekerja dalam semangat join border development. Kerja sama untuk membangun perbatasan menjadi free trade zone atau perdagangan bebas untuk mengangkat harkat dan martabat orang Timor,” ujarnya.
Viktor memastikan kerja sama didukung pemerintah pusat serta pemerintah Timor Leste. “Sebagai brotherhood dari NTT, khususnya masyarakat di Pulau Timor, dalam semangat yang sama untuk membangun ekonomi, sosial dan budaya bersama dengan Oekusi dan ini kita harapkan dapat berkembang dengan baik. Tim akan bekerja dalam waktu tidak terlalu lama untuk menyelesaikan mimpi kita,” katanya.
Viktor menargetkan, bertepatan dengan hari kemerdekaan Timor Leste tanggal 20 Mei 2019, sudah ada kerja sama yang konkret antara pemerintah Timor Leste khususnya Distrik Oekusi dengan Pemprov NTT.
Menurutnya, polemik perbatasan yang selama ini terjadi antara negara hanya dirasakan sebagian orang. Masalah itu sempat dibahas gubernur dengan Presiden Mari Alkatiri.
“Tentunya kami ingin mendorong bahwa berdirinya batas-batas negara itu bukan menjadi penghalang sosial budaya dan ekonomi. Karena di saat dunia akan menjadi global, maka batasan itu tidak akan menjadi penghalang untuk menjalin hubungan interaksi sosial, budaya, dan ekonomi,” tegasnya.
“Batas-batas teritorial itu masalah politik dan politik hanya bisa selesai kalau sosial, budaya, dan ekonomi itu berkembang secara baik,” tambahnya.
Pada kesempatan itu, Viktor juga mengundang Mari Alkatiri ke Kota Kupang untuk menghadiri perayaan HUT ke-60 Provinsi NTT pada tanggal 20 Desember 2018 mendatang.
“Dalam kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin mengundang Bapak Presiden dan rombongan untuk hadir di Kupang tanggal 20 Desember adalah anniversary NTT. Kalau tidak ada halangan,” ucap Viktor.
tribunnews
More Stories
Sebanyak 18.481 keluarga di perbatasan RI-Malaysia Mendapat Bantuan Pangan dari Bulog
Indonesia-Malaysia Jalin Kerja Sama Pembangunan SOSEK MALINDO di Wilayah Perbatasan
Ini Lima Pintu Imigrasi yang Sering Digunakan Buronan Internasional untuk Masuk Indonesia