7 Desember 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Geliat Papua dalam Indonesia Sentris

Oleh: Theofransus Litaay*)

BatasNegeri – Pembangunan Papua adalah pelaksanaan komitmen Indonesia Sentris yang dicanangkan Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Untuk mewujudkan komitmen itu, telah dibangun sejumlah infrastruktur.

Infrastruktur diperlukan untuk memacu percepatan pembangunan yang fokusnya pada konektivitas antarwilayah yang masih terisolir. Jika isolasi wilayah tidak ditembus, maka akan sulit untuk mendistribusikan barang dan menekan harga serta biaya hidup.

Membuka isolasi inilah salah satu jawaban terhadap sekian banyak persoalan kemiskinan di Papua. Kemiskinan yang dipicu oleh ekonomi biaya tinggi.

Infrastruktur juga berfungsi untuk memperpendek jarak tempuh guna menyokong aktivitas warga dalam meningkatkan kesejahteraan. Misalnya, dari Kenyam di Nduga ke Wamena dulunya jalan kaki beberapa hari, sekarang dalam beberapa jam sudah tiba.

Orang yang sakit di Kenyam atau Mbua di Nduga dapat dirujuk ke RSUD Wamena secara lebih cepat. Demikian pula anak-anak yang akan lanjutkan sekolah dari Yalimo atau Yahukimo ke Wamena atau Jayapura bisa lebih mudah tranportasinya karena tidak perlu berjalan berhari-hari naik turun gunung.

Contoh lain adalah masyarakat suku Korowai Batu di Asmat, Boven Digoel dan Mappi yang dulunya terisolasi dan mengalami banyak masalah kesehatan, sekarang lebih mudah dijangkau pelayanan kesehatan melalui bandara baru yang dibangun di tengah hutan oleh pemerintah Presiden Jokowi.

Pemerintah Jokowi juga getol membangun pendidikan di pelosok Papua. Jika dahulu orang di kecamatan di Asmat harus ke Agats untuk bisa sekolah SMP, maka sekarang sekolahnya dibangun di kecamatan atau distrik mereka. Ini akan meningkatkan dan memeratakan kesempatan pendidikan. Inilah hak asasi manusia juga.

Ini artinya pemerintah menjamin hak hidup rakyat sebagai hak asasi manusia. Jadi ini konsep HAM melalui pembangunan atau human rights through development.

Dalam 4 tahun ini, jangkauan isolasi daerah yang dibuka sudah mencapai 3.259 kilometer di provinsi Papua dan 1071 kilometer di provinsi Papua Barat. Itu tidak hanya jalan trans Papua, tapi juga jalan akses, jalan perbatasan, dll. Selain itu juga dibangun pelabuhan baru serta revitalisasi pelabuhan lama untuk perkuat tol laut, serta pembangunan bandara dan revitalisasi bandara untuk jembatan udara yang akan memudahkan distribusi barang yang meningkatkan ekonomi lokal.Produk-produk lokal dari Papua yang dulunya sulit menemukan akses pasar sekarang menjadi lebih mudah dipasarkan dan didistribusikan. 

Tingkat kemiskinan juga mengalami penurunan dan kualitas hidup rakyat mengalami peningkatan. Tahun 2013 angka kemiskinan 31,13 persen menurun ke 27,62 di tahun 2017.PDRB per kapita tanpa sektor tambang dalam juta rupiah juga meningkat dari 24,60 juta rupiah per tahun di tahun 2013 menjadi 37,52 di tahun 2017. Padahal itu baru 5 tahun terakhir, apalagi jika tahun mendatang semakin meningkat. Gini ratio juga menurun dari 0,440 tahun 2013 menjadi 0,398 tahun 2017.

Apalagi, investasi besar tidak hanya di sektor infrastruktur tetapi juga di bidang kesehatan dan pendidikan untuk memperkuat Sumber daya manusia orang asli Papua.Penurunan angka kematian bayi, penurunan angka kematian ibu melahirkan, dan meningkatnya angka harapan hidup merupakan hasil dari pembangunan di Papua.Hasilnya jelas, Indeks Pembangunan Manusia di Papua mengalami kenaikan stabil selama empat tahun terakhir, 2015: 57,25 ; 2016: 58,05 ; 2017: 59,09.

Memang masih lebih rendah jika dibandingkan dengan IPM nasional, tetapi perkembangan ini menunjukkan bahwa perubahan terjadi di Papua ke arah yang lebih baik. Rata-rata lama sekolah dan angka harapan lama sekolah juga mengalami peningkatan.

Salah satu perkembangan pembangunan yang terkait dengan kesejahteraan dan ekonomi adalah rasio elektrifikasi PLN yang di tahun 2013 hanya 30,48% sekarang menjadi 72,04% di semester pertama tahun 2018 ini.Peningkatan itu dirasakan di wilayah pedesaan sebagaimana diinstruksikan Bapak Presiden secara langsung dalam kunjungan beliau ke Papua beberapa tahun lalu.

Dalam hal perkebunan rakyat juga meningkat hasilnya, dari rata-rata 39,641 ton di tahun 2013 menjadi 68,614 ton di 2016.Pertanian dan perkebunan adalah potensi ekonomi terbesar di Papua. Hasilnya juga memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian rakyat di Papua, mengingat sebagian besar penduduk tinggal di desa.[ksp.go.id]

*)Tenaga Ahli Kedeputian V Kantor Staf Presiden