BatasNegeri – Strategi menarik wisatawan mancanegara via pintu perbatasan terus dimatangkan. Salah satunya melalui Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Kegiatan Crossborder 2019 di Atambua, 31 Januari 2019.
Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani Mustafa mengatakan, Rakornis ini untuk mematangkan program yang akan dilakukan Kemenpar di wilayah perbatasan. Sehingga dapat dicapai rumusan strategis untuk mendongkrak angka kunjungan wisman di border area.
“Ini merupakan langkah strategis untuk mendapatkan formula terbaik dalam setiap program yang Kemenpar jalankan di border area sepanjang 2019. Karena tak dapat dipungkiri jika border area memegang peranan penting dalam pencapaian target kunjungan 20 juta wisman di tahun 2019,” ujar Rizki, Senin (28/1).
Rizki menjelaskan, jika saat ini border tourism menjadi salah satu “Senjata Pamungkas” Kemenpar untuk merebut target 20 juta wisman di tahun 2019 ini. Jika pada 2018 border area menyumbang 18 persen dari total kunjungan wisman, maka tahun ini ditargetkan naik menjadi 20 persen atau sekitar 3,4 juta dari total 20 juta target wisman.
Tak dapat dipungkiri jika menggarap pasar wisman di perbatasan adalah langkah yang realistis. Apalagi Indonesia memiliki banyak daerah yang merupakan pintu masuk wisman dari negara tetangga. Baik dari Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, PNG, maupun Timor Leste.
“Selain itu wisman dari negara tetangga memiliki kedekatan (proximity) secara geografis. Dengan kedekatan ini wisman lebih mudah, cepat, dan murah menjangkau destinasi kita. Belum lagi kedekatan kultural dan emosional. Ini peluang yang bisa kita maksimalkan,” ungkapnya.
Sementara itu Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional III Kemenpar Ricky Fauziyani mengungkapkan, jika penguatan border area bukan tanpa benchmark yang jelas. Karena kemenpar berkaca dari Eropa yang sukses memoles border tourism-nya.
Ini dilakukan di Eropa. Prancis setiap tahun mampu meraup 80 juta wisman, atau Spanyol yang mencapai 85 juta wisman. Begitu juga dengan negara-negara kecil di Eropa yang memiliki jumlah wisatawan mencapai 10 juta karena ditopang oleh border tourism yang baik. Karena itu Kemenpar terus mengembangkan pariwisata perbatasan yang saat ini baru memberikan kontribusi sebesar 18 persen di Indonesia.” ujar Ricky.
Hal ini juga diamini Kabid Pemasaran Area II Regional III di Deputi Bidang Pemasaran I, Hendri Noviardi. Harapannya Rakornis ini menghasilkan strategi yang mumpuni sehingga mampu mendongkrak angka kunjungan wisman perbatasan.
“Kami akan undang seluruh stakeholder untuk duduk bersama menghasilkan program-program yang dapat menjadi kunci mendatangkan wisman di border area. Terutama pematangan atraksi-atraksi wisata. Ini yang penting dalam mengundang wisman di border area berkunjung ke Indonesia,” ucapnya.[*]
(genpi.co)
More Stories
Proyek Basilika dan Gereja di IKN Telan Anggaran Rp 704,9 Miliar
RI Gandeng 10 Negara Perangi Penangkapan Ikan Ilegal
Pengelolaan Perbatasan RI-PNG Jadi Sorotan Utama di Sidang JBC ke-38