BatasNegeri – Hingga kini garis batas negara di Kalimantan Utara (Kaltara) masih belum jelas. Hal itu diungkapkan Komandan Guspurla Koarmada II, Laksanama Pertama TNI, Erwin S. Aldedharma, saat berkunjung ke Sebatik.
“Persoalan titik garis batas negara menjadi salah satu permasalahan pemerintah dalam membangun hubungan baik antara Indonesia dan Malaysia,” kata Erwin S. Aldedharma.
Ia melanjutkan, dengan adanya klaim batas negara yang belum tuntas, berimbas terhadap ketidakjelasan khususnya titik batas wilayah perairan Indonesia dan Malaysia di Pulau Sebatik. Untuk diketahui, Pulau Sebatik terbagi atas dua wilayah kedaulatan negara, yakni Sebatik Indonesia dan Sebatik Malaysia.
“Sangat rawan terjadi terhadap berbagai tindakan kejahatan lintas negara,” ujarnya.
Lanjut dia, kejahatan yang dapat dilakukan seperti, pencurian kekayaan sumber daya alam (SDA), serta beragam kegiatan ilegal lainnya yang dapat dilakukan oleh oknum yang tak bertanggung jawab. Sangat banyak pengaruh yang dapat ditimbulkan, akibat garis batas negera yang belum tuntas hingga saat ini.
Dalam menyikapi persoalan tersebut, perlu mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan merugikan bangsa dan negara. Solusi yang dapat dilakukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) saat ini adalah melakukan operasi perbatasan yang dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun.
Menyikapi permasalahan batas wilayah perairaan Indonesia, di sekitar Karang Unarang dan wilayah konsesi eksplorasi minyak Blok Ambalat di Kalimantan Utara. Secara geografis merupakan wilayah kerja Koarmada II, maka dari itu Koarmada II sebagai kekuatan integral TNI angkatan laut melakukan operasi perbatasan sepanjang tahun.
Dalam melakukan operasi, tentu melibatkan unsur tempur laut, unsur udara, pangkalan serta prajurit marinir. Operasi yang dilakukan untuk menjamin tetap tegaknya kedaulatan dan hukum, serta terhadap keutuhan wilayah NKRI.
Dalam situasi damai seperti ini, tugas prajurit di perbatasan adalah petarung yang akan dihadapkan dengan lawan berbeda. Berhadapan dengan pihak yang banyak menggunakan gaya tipu muslihat, taktik petak umpet ataupun kucing-kucingan.
“Harus mampu menyesuaikan taktik dan strategi sesuai dengan apa yang dihadapi,” pesannya. [*]
Sumber: kaltara.prokal.co
More Stories
Pembangunan Tercepat 1.000 Unit Apartemen di IKN Sudah Siap Dihuni ASN
Penyelundupan 408 Kaleng Miras di Gagalkan Satgas Yonarmed 11 Kostrad Di Perbatasan Indonesia-Malaysia
Antisipasi Pelintas non-Prosedural, Pensiunan Petugas Imigrasi Bantu Perkuat Pengawasan Perbatasan Indonesia-Malaysia