4 Oktober 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Kemenkes RI dan PNG Atasi Penyebaran Penyakit Polio

BatasNegeri – Wabah polio di Papua membuat Indonesia melakukan tanggap respons kewaspadaan terhadap penyakit tersebut. Delegasi Kementerian Kesehatan RI dan Papua New Guinea (PNG) sepakat untuk melanjutkan dan meningkatkan kerja sama dalam melakukan respons outbreak, serta kewaspadaan penyebaran penyakit polio di wilayah perbatasan.

Kesepakatan tersebut dilakukan pada 2nd Cross Border Meeting on Polio Outbreak Vigilance between Indonesia and PNG yang diselenggarakan di Sentani, Jayapura, Kamis 19 Februari 2019. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr Anung Sugihantono, M Kes, sebagai Ketua Delegasi Indonesia menegaskan bahwa Indonesia dan PNG memandang penting peningkatan kerja sama ini untuk memperkuat sistem kesehatan di daerah perbatasan.

“Hal tersebut penting dilakukan guna melakukan upaya bersama dalam mencegah wabah penyakit polio dan penyebarannya di daerah perbatasan,” kata dr Anung, seperti dikutip dari siaran pers, Selasa (19/3/2019).

Pada pertemuan ini, telah menghasilkan tiga keluaran yang nyata, antara lain rekomendasi joint actions point yang akan dilakukan kedua negara secara mandiri dan bersama-sama dalam kerja sama pencegahan dan pengendalian penyakit polio, concluded draft MoU bidang kesehatan antara Indonesia dan PNG yang siap ditandatangani oleh Menteri Kesehatan kedua negara pada Mei 2019 dan agreed minutes pertemuan.

Kerja sama kesehatan antara Indonesia dan PNG ini meliputi lima area kerja sama dalam Draft MOU Kesehatan RI-PNG, yaitu Public Health, Development and Empowerment of Human Resources for Health, Pharmaceutical and Medical Devices, Disease Control and Prevention, dan Development and Strengthening of Health Services.

Ketua delegasi PNG, Secretary for Health, Ministry of Health and HIV/AIDS PNG, Mr. Pascoe Kase mengapresiasi kesungguhan Indonesia untuk meningkatkan kerja sama pencegahan dan pengendalian penyakit polio di wilayah perbatasan.

“PNG sangat membutuhkan dukungan dan kerja sama dari Indonesia untuk memperkuat sistem pelayanan kesehatan di PNG,” kata Pascoe.

Sementara itu Konsulat RI Vanimo Abraham Lebelauw mengapresisi keberhasilan pertemuan yang menghasilkan langkah konkrit bagi peningkatan sistem kewaspadaan pengendalian penyakit polio di kedua negara.

Abraham Lebelauw menyatakan, Konsulat RI Vanimo siap mendukung implementasi dari kegiatan konkret yang dihasilkan dari pertemuan ini dan melihat kesungguhan dan komitmen kedua delegasi. Cross Border Meeting on Polio Outbreak Vigilance merupakan pertemuan lanjutan dari pertemuan pertama yang dilaksanakan di PNG pada September 2018.

Pertemuan ini mendapat dukungan dari World Health Organization (WHO) Indonesia dan WHO PNG. Kedua delegasi sepakat untuk melanjutkan pertemuan ini pada 2020 di PNG.[*]

(inews.id)