BatasNegeri – Presiden Jokowi mengubah paradigma, daerah terluar, kawasan perbatasan, dan pulau terpencil sebagai beranda depan Indonesia.
Mereka disebut sebagai teras depan rumah NKRI. Maka Pos-pos Lintas Batas Negara (PLBN) dibangun megah dan membanggakan.
Kalian masih ragu? Silakan berkunjung ke PLBN Entikong, Aruk, Kalimantan Barat atau Nanga Badau di Kalimantan.
Juga PLBN Mota’ain Atambua, Belu, NTT. Termasuk juga yang di Motamasin, dan Wini, yang berbatasan langsung dengan Timor Leste di NTT.
Di Papua, juga ada PLBN Skouw. Semua dibangun dengan megah dan mencerminkan kedaulatan bangsa Indonesia, sebagai bangsa yang besar.
Menpar Arief Yahya menghidupkan daerah-daerah perbatasan itu dengan berbagai festival, yang acap dinamakan dengan Crossborder Festival.
Lokasinya di semua “daerah terdepan” dan yang oleh Presiden Jokowi sudah dibangun PLBN yang membanggakan.
“Silakan Googling atau ketik di searching media social dengan hastag #CrossborderFestival, atau #Crossborder saja, berbagai events Kemenpar di kembangkan di sana,” jelas Menpar Arief Yahya pada suatu kesempatan.
Prinsipnya sama, perbatasan adalah wajah sebuah negara. Kesan pertama atau first impression yang akan diterima wisatawan ketika memasuki sebuah negara. Jika kesan pertamanya bagus, keren, maka semua menjadi penuh pesona. Sebaliknya, jika kesan pertama menakutkan, kotor, sepi, tidak banyak aktivitas, maka Negara ini akan dipersepsikan seperti itu.
“Karena itu, kita buat kesan yang menakjubkan,” kata Menpar yang pernah dinobatkan sebagai Marketeer of The Year 2013 oleh MarkPlus.
Konsep Crossborder Festival adalah menggelar events, dan biasanya music, dan menghadirkan artis-artis yang dikenal oleh negara tetangga, di daerah perbatasan. Sekaligus bazar, pasar, dan aneka transaksi bisnis dengan masyarakat lokal.
Membangun dari pinggiran yang diprogramkan Presiden Jokowi ini sudah dilakukan sejak 2016, bukan baru-baru ini saja. Hal tersebut tertuang dalam poin ketiga Nawacita, yakni membangun Indonesia dari pinggiran. Poinnya, pembangunan tak lagi terpusat (sentralisasi) di perkotaan. Melainkan, harus dilakukan menyebar di seluruh pelosok (desentralisasi).
Penguatan yang dilakukan Presiden Jokowi benar-benar menyentuh ujung negara. Infrastruktur Pos Lintas Batas Negara (PLBN) sudah direnovasi, dibangun megah, dan menjadi indah. Fasilitasnya pun dilengkapi. Terutama, CIQS (Costum, Imigration, Quarantine, Security). Ketika infrastruktur aman, sektor Pariwisata menjadi lebih maksimal.
Mengapa? Pariwisata membuat banyak atraksi di sana. Eventnya Festival Crossborder, Wonderful Indonesia Festival, Konser Musik Perbatasan, dan lain-lain. Tujuan satu, menggenjot kunjungan wisatawan. Dukungan diberikan karena pariwisata adalah leading sector dan sudah ditetapkan sebagai core economy bangsa ke depan.
Ibarat gayung bersambut. Presiden Jokowi membangun infrastruktur di perbatasan. Secara otomatis, Menpar Arief Yahya mengaktifkan berbagai event untuk menghidupkan perbatasan.
“Saya berdiri di Titik Nol Kilometer di Distrik Sota, Merauke — ujung paling timur Indonesia. Selangkah dari titik ini, adalah wilayah negara Papua Nugini. Mulai Januari 2019, pemerintah akan membangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sota,” kata Arief Yahya.
Apa yang dilakukan Menpar Arief Yahya sudah sejalan dengan harapan Jokowi, yakni agar “selain menjadi titik pertumbuhan ekonomi baru, PLBN juga menjadi sebuah etalase kebanggaan kita karena merupakan beranda terdepan negara ini,” tutur Presiden Jokowi di akun IG @jokowi miliknya.
Kita patut memberikan apresiasi untuk semua upaya promosi maksimal yang dilakukan oleh Kemenpar. Itu semua bukan semata mensukseskan sebuah Program Crossborder Festival dalam menjaring wisatawan mancanegara. Tetapi lebih dari itu, upaya ini untuk menggerakkan perekonomian masyarakat diperbatasan.[*]
Gerry Setiawan
More Stories
Penguatan Kerja Sama Pertahanan Australia-Indonesia
Revitalisasi PLBN Meningkatkan Kesejahteraan di Perbatasan Indonesia
IKN: Titik Awal Era Baru Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan di Indonesia