BatasNegeri – Mahasiswa KKN Unhas Pulau Sebatik, Kecamatan Sebatik Utara hari ini usai melaksanakan program kerja yaitu Pola Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) di Sekolah Dasar 002 Desa Lapri, Senin (29/07/2019).
Kegiatan ini terlaksana dengan menggandeng praktisi Puskesmas Desa Lapri. Adapun yang mereka ajarkan yaitu seputar bagaimana teori dan praktik mencuci tangan dan menyikat gigi yang baik dan benar. Teori diberikan oleh mahasiswa dan praktisi Puskesmas secara langsung di dalam kelas disertai permainan dan musik.
Pertama-tama siswa kelas 1,2,3 digabung dalam satu ruangan, begitu pun kelas 4,5,6 lalu dilakukan tanya jawab soal pentingnya membiasakan cuci tangan juga sikat gigi sejak usia anak-anak.
Saat pemberian materi oleh pihak puskesmas, banyak dari siswa mengaku belum tahu cara mencuci tangan dan menggosok gigi yang baik dan benar. Kebanyakan mereka membasuh dengan air tanpa sabun dan cara mencuci dengan hanya mencuci telapak tangan saja tidak membasuh punggung, jempol dan sela-sela jari mereka.
Padahal menurut praktik cuci tangan yang baik dan benar berdasarkan teori yang disampaikan pemateri dari Puskesmas, semua harus dibasuh. Mengusahakan menggunakan air bersih mengalir dan tidak menggunakan air yang ada di dalam satu timba untuk mencuci tangan. Setelah penyampaian beberapa kesalahan mencuci tangan, siswa langsung diajar praktik mencuci tangan dengan bantuan lagu. Sambil bernyanyi, siswa memperagakan cuci tangan mulai dari membasahi, menyabungi menggosok seluruh bagian tangan sampai membilas.
Sedangkan untuk praktik menyikat gigi, dilakukan di luar ruangan, dimana siswa diajarkan menggunakan pasta gigi sesuai takaran, setelah itu mengisi air di gelas kecil dan langsung praktik menggosok gigi.
Saat praktik, rupanya hampir semua siswa menggunakan sikat gigi yang tidak sesuai dengan usia mereka. Rata-rata siswa membawa sikat gigi dari rumah, sikat gigi untuk orang dewasa. Ganggang sikat gigi yang panjang dengan ukuran kepala sikat dan bulu sikat yang kasar.
Alhasil saat praktik menyikat gigi, siswa terlihat kesulitan menggenggam ganggang sikat gigi dan juga belepotan menyikat gigi mereka. Ada yang menyikat gigi seperti menyikat pakaian, lurus saja dan terlalu menekan bulu sikat dan tentunya bila kebiasaan itu tidak dirubah, bisa sampai merusak gusi anak. Tak hanya itu, ada juga siswa memakai sikat gigi yang bulu sikatnya sudah mekar.
Kuriniati Sambara selaku koordinator Proker PHBS berharap lewat kegiatan ini, siswa diharapkan bukan hanya mampu mempraktekkan tapi juga dapat menularkan kebiasaan cuci tangan dan sikat gigi yang baik dan benar tersebut di lingkungan keluarga dan tempat bermain mereka. Melihat penggunaan jenis sikat gigi benar-benar masih kurang diketahui bukan hanya siswa bersangkutan tapi juga orang tua mereka.
“Besar harapan saya kegiatan ini mampu diamalkan dan memberikan manfaat berantai yang awalnya dari anak-anak SD, mereka ajarkan ke orang tua mereka, bahkan teman sepergaulan mereka,” harap mahasiswa jurusan Administrasi Unhas ini.
Usai kegiatan menyikat gigi, Koordinator Desa Muhammad Riadi Hamda menuturkan agar kiranya melalui kegiatan PHBS ini, siswa dapat terampil dalam memilih jenis sikat gigi, cara menyikat gigi juga membasuh tangan. “Saya kira mengajarkan anak-anak sejak dini pola hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan, sikat gigi yang benar itu dapat menjadi bekal mereka nanti dan juga dapat menjadi kebiasaan sampai mereka besar bahkan ketika mereka berkeluarga nantinya,” jelas mahasiswa jurusan Manajemen Unhas ini.[*]
alagraph.com
More Stories
Membangun Masa Depan Anak Perbatasan RI- Timor Leste melalui Minat Baca
Belajar dari Rote: Sekolah di Perbatasan, Ilmunya dari Penjuru Dunia
Dampak kemarau di perbatasan Indonesia-Timor Leste