19 September 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Bandara Aminggaru, Ilaga

Lagi, KKB Tembak Warga Sipil di Ilaga

BatasNegeri – Kelompok kriminal bersenjata (KKB) terus mengancam warga. Polda Papua memastikan terjadinya penembakan terhadap seorang warga bernama Cahrudin alias Oyong yang di area Bandara Aminggaru, Ilaga, Kabupaten Puncak Sabtu sore (28/9/2019). Penembakan diduga dilakukan dua orang anggota KKB.

Kabidhumas Polri Papua Kombespol A.M. Kamal mengatakan bahwa dari keterangan dua saksi, yakni Oni Wakerwa dan Boni Murib, diketahui saat itu Cahrudin sedang melayani keduanya. Kedua saksi sedang membeli kue di kios tersebut.

”Tiba-tiba ada dua orang yang masuk kios,” paparnya.

Kedua orang tak dikenal itu membawa senjata api jenis pistol. Begitu dekat dengan Cahrudin, tanpa mengatakan apapun, keduanya menembak pemilik kios. Tembakan dilakukan sebanyak tiga kali dan mengenai tubuh korban.

”Korban meninggal dunia di tempat,” ujarnya.

Kedua saksi lantas melapor ke Polsek Ilaga. Petugas langsung menuju lokasi untuk melakukan evakuasi.

”Setelah dievakuasi, otopsi akan dilakukan terhadap jenasah korban,” papar polisi dengan tiga melati di pundaknya tersebut.

Petugas juga mengirim tim berbeda untuk mengejar pelaku penembakan. Diketahui bahwa kedua pelaku penembakan itu lari ke arah sungai Ilame. Hingga saat ini petugas masih berupaya untuk mendeteksi keberadaan pelaku.

”Penyisiran dilakukan,” jelasnya.

Belum diketahui apa motif dari penembakan tersebut. Namun begitu, petugas berupaya untuk melakukan berbagai langkah pengamanan.

”Tentunya petugas akan berpatroli lebih intens,” terangnya kemarin (29/9).

Untuk kondisi di Wamena, dia menuturkan bahwa gelombang pengungsian sudah mulai menurun. Petugas saat ini fokus untuk membantu agar pelayanan umum bisa dibuka seperti biasanya.

”Agar tidak tersendat,” paparnya.

Pengejaran terhadap sejumlah kelompok yang diduga menyebabkan kerusuhan juga tengah dilakukan. Kendati belum bisa dipastikan kelompok mana yang melakukan aksi semacam itu.

”Namun, yang pasti selain langkah pembatasan internet yang bersifat sementara ada langkah lainnya,” jelasnya.

Menurutnya, digital literasi memang diperlukan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi. Informasi yang diterima itu bisa dicek ke pemerintah atau kepolisian.

”Itu juga disampaikan ke tokoh masyarakat saat Wakapolda berkomunikasi dengan para tokoh,” paparnya.[*]

Sumber: kaltim.prokal.co