BatasNegeri – Benny Wenda (Tokoh Separatis Papua) dikabarkan hadir di Markas PBB di New York pekan ini, di mana dirinya berniat menghadiri Sidang Majelis Umum PBB. Namun, kehadirannya justru berujung pada pengusiran –menurut laporan narasumber dan media.
Benny Wenda (Pemimpin United Liberation Movement for West Papua / ULMWP) bersama rombongannya hadir di Markas PBB New York sejak pertengahan pekan.
Di New York, Benny Wenda dikabarkan sibuk melobi agar komisioner HAM PBB dapat berkunjung ke Papua. Dirinya juga dikabarkan “menebeng” delegasi Vanuatu untuk masuk ke dalam sesi Sidang Umum.
Vanuatu merupakan satu-satunya negara anggota PBB yang mengangkat isu Papua di Majelis tahun ini. Namun, terkait hal tersebut, delegasi Indonesia di PBB telah menggunakan hak jawab (rights of reply) yang berisi kecaman dan meluruskan komentar yang dibuat oleh PM Vanuatu Charlot Salwai Tabimasmas.
Namun Nick Messet (Tokoh Papua) memastikan bahwa PBB tidak mengijinkan Benny Wenda dan rombongannya masuk ke ruang sidang PBB dan bergabung bersama delegasi Vanuatu karena yang bersangkutan bukan warga negara Vanuatu.
“Tidak benar Benny Wenda ikut dalam ruang sidang bersama delegasi Vanuatu karena PBB membuat aturan yang ketat dan hanya mengijinkan perwakilan negara yang masuk dalam ruang sidang di New York,” ungkap Messet.
“Peraturan yang diterapkan PBB sangat ketat. Hanya warga negara yang bisa mewakili negaranya dan masuk dalam delegasi di Sidang Umum PBB,” lanjut Messet.
Nick Messet yang ikut dalam delegasi RI bersama Maikel Manufandu menegaskan bahwa selain Benny Wenda, rekan-rekannya juga tidak diijinkan masuk untuk mengikuti sidang.
Messet mengaku bahwa dirinya sendiri yang menjadi Konsul Kehormatan Republik Nauru di Jakarta tidak bisa mewakili negara tersebut, karena masih berkewarganegaraan Indonesia sehingga dalam Sidang Majelis Umum PBB, dirinya tergabung dalam delegasi Indonesia.
Nick Meset juga menambahkan bahwa dalam rangkaian agenda Sidang Majelis Umum PBB di New York pekan ini,
“tidak ada agenda yang membicarakan soal Papua dan referendum,” ujarnya.
“Apa yang disebarkan oleh kelompok tersebut (ULMWP pimpinan Benny Wenda) tidak benar atau hoaks,” lanjutnya.
Oleh karena itu, dirinya berharap agar masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan isu yang diembuskan Benny Wenda dan kelompoknya, harap Meset yang pernah menjabat Menteri Luar Negeri OPM, organisasi yang ingin memisahkan diri dari NKRI.
Sementara itu, menurut Nick Meset kerusuhan yang terjadi di beberapa daerah di Papua akibat provokasi Benny Wenda.
“Apa yang selalu dikatakan masalah Papua akan dibahas di PBB itu lagu lama karena sebelumnya dirinya bersama rekan-rekannya sudah lakukan bertahun-tahun yang lalu, sebelum Benny Wenda melakukannya,” kata Meset seraya mengajak agar masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan apa yang diungkapkan karena itu hanya janji palsu.[*]
papuatoday
More Stories
BP3OKP: Masyarakat Asli Papua Harus Tahu Label Pemanfaatan Dana Otsus
Harmony in the Pacific Menjadi Program Belajar Bersama RI-Pasifik
Tamu PON 2024 Dapat Berwisata ke Museum Aceh Saksikan Peninggalan Kesultanan Iskandar Muda