BatasNegeri – Ketua DPRD Kaltara Norhayati Andris menegaskan, pembangunan wilayah perbatasan negara, termasuk di provinsi Kaltara harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Karena pembangunan perbatasan akan mencerminkan pembangunan negara Indonesia, seperti yang dilakukan negara Malaysia. Terutama pembangunan sektor maritim dan kelautan yang harus dimaksimalkan.
Dikatakan, khusus di Kaltara sudah tersedia sumber daya kelautan yang seharusnya terintegrasi untuk mendukung pengelolaan sumber daya pesisir dan laut, terwujudnya tol laut dan upaya meningkatkan pelayanan angkutan laut dan konektivitasnya.
“Kaltara ini adalah daerah perbatasan. Sehingga harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Karena ini akan menjadi cerminan pembangunan negara kita bagi negara tetangga. Kita ada pulau-pulau yang letaknya di perbatasan. Itu saya kira bisa dimaksimalkan dalam pembangunan sektor maritim,” kata Norhayati kepada Koran Kaltara.
Menurut dia, pemerintah seharusnya memutus adanya penguasaan oleh perusahaan dari luar, terhadap sumber daya alam (SDA) dari segala sektor yang ada di wilayah Kaltara. Terutama dari sektor kelautan dan perikanan, yang seharusnya menjadi penyumbang terbesar bagi PAD untuk provinsi ke-34 ini. Lanjut dia, jika sektor tersebut dapat dimanfaatkan dengan maksimal, tentu pembangunan daerah perbatasan akan jauh lebih baik dibandingkan yang sekarang.
“Provinsi Kaltara ini adalah ikon bagi negara Indonesia. Makanya wajib diperhatikan dan dibangun sebagaimana mestinya. Sehingga ikon dari perbatasan ini menjadi satu pintu terdepan dan cerminan bagi NKRI terhadap negara tetangga,” jelasnya.
Dia juga berharap pemerintah lebih intens memperhatikan dan membina para nelayan Kaltara jangan sampai ada pihak-pihak lain yang memanfaatkan peluang bisnis tersebut. Potensi yang ada ini, kata dia, seharusnya dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk meningkatkan pembangunan dengan menggagas pembangunan dari sektor maritim.
“Karena sumber daya laut kita di Kaltara termasuk bagus dan dapat bersaing, di buktikan banyak nelayan-nelayan asing yang siap menjadi penampung di batas laut antara Indonesia dan Tawau,” imbuhnya.[*]
korankaltara
More Stories
BPPD Kepri Dorong Konektivitas Serasan Sematan
Presiden Prabowo Disambut Hangat di Kupang
Menko Polkam: Teroris Bisa Kecoh Aparat Pakai AI