BatasNegeri – Kabar mengejutkan datang dari negara di sebelah selatan Samudra Hindia. Negara yang dikenal dengan hewan kangguru tersebut telah membakar kapal ikan asal Indonesia. Sebuah kapal nelayan asal Indonesia dibakar satu hari setelah dibawa ke tempat pembakaran kapal di dekat dermaga Darwin. Pembakaran dilakukan tepatnya pada Selasa, (26/11/2019) lalu.
Pembakaran dilakukan lantaran kapal tersebut membawa hasil tangkapan illegal berupa sirip, daging, dan kulit hiu. Pembakaran kapal ikan asal Indonesia tersebut dilakukan oleh Australian Border Force (ABF) atau Angkatan Perbatasan Laut Australia.
ABF bekerja sama dengan Australia Fisheries Management Authority (AFMA) dalam penangkapan dan eksekusi pembakaran kapal asal Indonesia tersebut. Dikutip dari channelnewsasia.com dan thestandard.com.hk informasi tersebut dikabarkan oleh otoritas setempat pada Selasa, (26/11/2019).
Kapal ikan ditangkap oleh Angkatan Perbatasan Laut Australia ketika melakukan penangkapan hiu di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) milik Australia. Kapal tersebut ditemukan tengah berlayar di jarak 2 mil laut di dalam ZEE pada Minggu, (03/11/2019).
Dari kapal tersebut ditemukan barang bukti berupa 63 sirip, 16 lembar kulit, dan 60 kilogram daging hiu segar. Dikutip dari newsroom.abf.gov.au, akibat perbuatannya, selain dilakukan penghancuran kapal, kapten kapal dijatuhi denda oleh pengadilan Darwin. Sang kapten diwajibkan membayar denda sebesar 17,360 Dollar Australia, atau 11,800 Dollar AS, yaitu sekitar Rp. 166,5 juta rupiah. Denda tersebut berdasarkan peraturan Fisheries Management Act 1991.
Otoritas AFMA mengatakan pemberantasan serupa yang kini sedang giat dilaksanakan tersebut telah berhasil menurunkan angka pencurian ikan di wilayah teriorial Australia.
“Penangkapan ikan illegal yang dilakukan oleh kapal asing turun drastis. Dari angka 360 kasus pada 2005-2006, kini hanya terdapat 5 kasus saja pada 2018-2019,” ungkap manajer umum AFMA, Peter Venslovas. Penghancuran kapal dengan cara dibakar, menurut Vensiovas adalah cara terbaik untuk memberantas pencurian ikan.
“Demi kelangsungan hidup biota laut Australia, penghancuran kapal merupakan cara paling efektif dan sepadan dengan resiko para pencuri ikan,” jelas Vensiovas. Selain itu Komandan Maritime Border Command (MBC), Laksamana Muda Lee Goddard, RAN, CSC, mengatakan ABF akan terus melakukan operasi penangkapan serupa.
Dalam melaksanakan operasi tersebut ABF akan terus melakukan kerja sama dengan AFMA untuk memperantas kasus pencurian ikan di Australia.[* ]
tribunnewswiki
More Stories
Proyek Basilika dan Gereja di IKN Telan Anggaran Rp 704,9 Miliar
RI Gandeng 10 Negara Perangi Penangkapan Ikan Ilegal
Pengelolaan Perbatasan RI-PNG Jadi Sorotan Utama di Sidang JBC ke-38