Petugas kesehatan dan Satuan Tugas tingkat kecamatan yang berada di pelabuhan-pelabuhan Kepulauan Mentawai menjadi garda terdepan mencegah dan memutus penyebaran Coronavirus Desease 2019 atau Covid-19. Salah satunya adalah Tim Penjaringan Pencegahan Covid-19 Puskesmas Sikakap dan Satgas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Sikakap. Mereka bekerja siang dan malam, bahkan 24 jam memeriksa setiap kapal yang masuk ke pelabuhan, baik kapal ASDP, antar pulau maupun kapal nelayan.
Tim Kesehatan dalam Satgas Sikakap terdiri dari 12 orang petugas medis puskesmas, satu sopir ambulans dan satu orang petugas medis Puskesmas Saumanganya, Pagai Utara, ditambah dua orang dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas II Sikakap.
Saat penjaringan setiap kapal yang datang di Pelabuhan Sikakap, tim kesehatan Covid-19 melindungi diri dengan mantel plastik dan sepatu bot. Bisa dibayangkan memakai mantel plastik atau jas hujan saat cuaca panas di pesisir pantai. Keringat akan bercucuran hingga basah kuyup, sementara di pelabuhan tidak ada tempat berlindung. Kadang saat merasa kepanasan, mereka berlindung di bawah meja tempat pencuci tangan yang disediakan oleh Satgas Covid-19 Kecamatan Sikakap. Akibat berkeringat tak jarang usai bertugas, tubuh petugas kesehatan merah akibat gatal-gatal.
Setelah selesai bertugas, semua tim kesehatan akan disemprot cairan disinfektan baru dibolehkan membuka mantel plastik. Setelah itu harus mencuci tangan hingga bersih. “Kalau masalah waktu bekerja kami Tim kesehatan Covid-19 dan Tim Satuan Tugas Covid-19 Kecamatan Sikakap selalu siap 24 jam dalam hal melakukan pemantauan setiap kapal yang masuk di pelabuhan Desa Sikakap,” kata Erika Napitupulu, Koordinator Penanganan Covid-19 Puskesmas Sikakap, Rabu (22/4/2020)
Dia menyebutkan, agar pekerjaan maksimal tim kesehatan dibagi dua kelompok yakni kelompok satu dan kelompok dua, kelompok satu misalnya bekerja mulai jam 7.30 WIB dan berakhir tugasnya 7.30 WIB besoknya, setelah itu diganti oleh kelompok dua tim kesehatan.
Dalam piket tiap hari, dibantu oleh Satgas Covid-19 Kecamatan Sikakap yang terdiri dari TNI, Polsek Sikakap, Kamla Sikakap, Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) kelas III Sikakap, UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah III Sikakap, Pemerintah Kecamatan Sikakap, Pemerintah Desa Sikakap, Satpol PP, dan Damkar Sikakap.
Kelompok satu istirahat satu hari, kecuali kalau ada kapal penumpang yang masuk dari Padang ke Desa Sikakap, atau dari Tuapeijat ke Desa Sikakap. “Kalau ditanya masalah capek kami Tim Satgas Covid-19 Kecamatan Sikakap sebenarnya sudah capek sekali, selain tugas sebagai tim penjaringan kesehatan setiap orang yang masuk ke Desa Sikakap, tim kesehatan juga turun mendampingi Tim Satgas Covid-19 Sikakap yang melakukan patroli siang atau malam dalam hal sosialisasi bahaya Covid-19 dan menindak tegas warga yang tidak pakai masker dan berkumpul-kumpul waktu di luar rumah, sekarang ini yang kami butuhkan kerjasama warga yang datang ke Desa Sikakap, baik datang dari Padang, maupun datang dari Tuapeijat kejujurannya dalam hal dari mana dia datang supaya kita lebih mudah untuk melakukan pemantauan dan pengawasan,” katanya.
Novianti Handayani, petugas kesehatan Covid-19 bidang penjaringan mengatakan, setelah bertugas melakukan penjaringan di kapal penumpang seperti KMP Ambu-Ambu, petugas kesehatan Covid 19 juga disemprot dengan cairan desinfektan sebelum baju mantel dibuka. Setelah itu cuci tangan dengan sabun di air mengalir, sesampai di rumah langsung mandi, dan baju matel yang dipakai tadi dijemur diterik matahari, sebab baju mantel tersebut kembali dipakai kalau ada kapal yang masuk.
“Sebelum memegang anak terlebih dulu mandi dan baju yang dipakai langsung direndam, setelah mandi baru bisa pegang anak, dan makan, sebab selama pakai baju matel kita tidak bisa makan dan minum, harapan kami supaya vCovid-19 ini cepat berakhirnya, disini dibutuhkan sekali kerjasama dari warga masyarakat, apa yang diintruksikan pemerintah tetap di rumah tolong ditaati,” katanya.[*]
www.mentawaikita.com
More Stories
Membangun Masa Depan Anak Perbatasan RI- Timor Leste melalui Minat Baca
Belajar dari Rote: Sekolah di Perbatasan, Ilmunya dari Penjuru Dunia
Dampak kemarau di perbatasan Indonesia-Timor Leste