11 Oktober 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Pulau Sebatik, Tak Sekadar Perbatasan RI-Malaysia

Pulau Sebatik merupakan pulau yang berada di Kalimantan Utara dan membatasi Malaysia dengan Indonesia. Tak sekadar perbatasan, kehidupan di sana pun menarik disimak.

Datang ke wilayah perbatasan jangan langsung kamu bayangkan pos tentara yang kaku dengan barisan senjata di poskonya. Di sana juga ada warga dua negara yang hidup berdampingan dan saling menjaga budaya masing-masing. Datanglah ke Pulau Sebatik, Kalimantan Utara.

Tim Tapal Batas detikcom bersama PLN datang ke Kalimantan Utara dan berkunjung ke Pulau Sebatik. Menggunakan kapal speedboat dari Nunukan, selama 15 menit kami menempuh jalur laut untuk mencapai pulau di utara Kalimantan ini.

Adapun tujuan utama kami datang ke Pulau Sebatik adalah melihat rumah yang berada di garis perbatasan dua negara. Ruang tamunya ada di Indonesia, sedangkan dapurnya berada di Malaysia. Pasti penasaran kan seperti apa kehidupnya?

 (Pradita/detikcom)
Foto Pradita – detikcom

Setelah menempuh perjalanan darat dengan mobil sekitar 40 menit dari pelabuhan, sampailah kami di Desa Aji Kuning. Gapura bertuliskan ‘Selamat Datang di Desa Wisata Aji Kuning’ pun menyambut kedatangan kami.

Saya pun meneruskan langkah ke arah pos lintas yang menjadi pintu masuk dan keluar bagi warga Indonesia dan Malaysia. Adapun pintu masuknya dibatasi oleh sungai.

Terdapat beberapa speadboat yang berlabuh dan berbaris di pinggir sungai yang tidaklah lebar. Juga terdengar beberapa supir speadboat yang menawarkan para pendatang untuk menyeberang.

Tiap menit ada saja kapal yang melintas masuk membawa warga dua negara bertetangga ini. Ada juga warga yang membawa barang dari Malaysia.

“Ini adalah barang Malaysia yang nanti dijual untuk warga Malaysia yang hidup di sini,” ujar seorang bapak yang sibuk memindahkan barang dan enggan menyebutkan namanya.

 (Pradita/detikcom)
Foto Pradita – detikcom

Kaki saya pun berpindah langkah ke sebuah warung dan saya membeli makanan untuk sarapan. Konon di kawasan ini kita bisa menggunakan dua mata uang, yaitu Rupiah dan Ringgit.

“Bu, bisa kembaliannya dalam bentuk Ringgit?” tanya saya ke ibu penjual.

“Bisa, Mbak,” sembari dia mengonversi uang kembalian saya dari Rupiah ke Ringgit. Saya pun menerima kembalian uang dalam bentuk Ringgit, mata uang Malaysia.

Saya pun melanjutkan langkah dan bercerita dengan bapak-bapak yang sedang asyik bercengkrama dan sesekali menyapa orang yang datang dan menawarkan kapal penyeberangan.

“Saya orang Indonesia, namun istri saya orang Malaysia. Dan saya tinggal di wilayah Malaysia,” ujar Rusli, yang berprofesi sebagai supir speedboat.

Pulau Sebatik, Tak Sekadar Perbatasan RI-Malaysia
Foto: Pradita Utama – detik.com

Saya pun mencoba bertanya bagaimana rasanya hidup di wilayah perbatasan. Dan walau berada di perbatasan kehidupan di sana damai-damai saja.

“Kita di sini damai-damai saja ya, tak ada konflik dan aman-aman saja berdampingan. Untuk membeli sembako juga gampang, bisa dapat dari Malaysia dan juga Indonesia. Sudah gampanglah,” ujar Rusli.

Pos lintas yang dibatasi sungai ini pun terlihat tak pernah sepi. Para warga dua negara berlalu-lalang menyeberang. Ada yang membawa barang-barang, ada juga yang membawa sanak keluarganya.

‘Biasanya kalau ramai-ramai atau berbondong-bondong biasanya hadir untuk pesta nikahan saudaranya,” ungkap Rusli.

Biaya untuk menyeberang pun juga dalam bentuk uang Malaysia dan Rupiah. Bagi warga atau wisatawan yang ingin menyeberang dikenakan biaya mulai 20 Ringgit (Rp 67 ribuan).

“Saya menerima dua-duanya, Ringgit boleh, Rupiah juga boleh. Kalau dalam bentuk Rupiah biaya menyeberangnya Rp 70 ribuan,” tambah Rusli.

Pulau Sebatik yang Tak Sekedar Perbatasan Negara
Foto: Pradita Utama – detik.com

Tak lama kemudian Rusli mendapatkan penumpang dan kami pun berpisah. Saya pun melanjutkan langkah arah posko tentara yang tepat berada di Patok 3.

Sekedar info, patok 3 sangatlah terkenal di Pulau Sebatik dan kalangan wisatawan. Bukan karena ramainya saja dan tempat berlalu lalang dua warga negara, namun juga karena adanya rumah yang berada di dua negara. Ruang tamu dan kamar tidur ada di Indonesia, sedangkan ruang tengah dan dapur di Malaysia.

Melewati posko tentara, beberapa langkah pun sampailah saya di rumah yang fenomenal ini. ‘Rumah Perbatasan Patok 3’ tertulis begitu jelas di atapnya. Serta warnanya yang mencolok yaitu merah putih seperti bendera Indonesia membuat rumah ini sangat gampang ditemukan.

 (Pradita/detikcom)
(Pradita/detikcom)

Saya pun masuk ke rumah fenomenal ini dan disambut oleh wanita paruh baya bernama Hasida. Dia adalah pemilik rumah dan dengan ramah mempersilahkan saya masuk ke dalam rumahnya dan melihat-lihat.

Terlihat di antara ruang tamu dengan ruang tengah ada dua anak panah yang mengarahkan berlawanan. Anak panah ini menunjukan sisi rumah yang bagian Indonesia dan Malaysia.

Saya pun masuk ke ruang tengah yang sudah berada di wilayah Malaysia. Di dinding ruangan terpampang jelas Bendera Malaysia, foto perdana menteri Malaysia dan poster Malaysia.

Pulau Sebatik, Tak Sekadar Perbatasan RI-MalaysiaFoto: Pradita UtamaSuasana di dalam rumah dua negara (Pradita/detikcom)

Sejatinya, rumah ini hanyalah rumah biasa. Bahkan di dalamnya nya pun terkesan sangat modern dan sudah di cat sedemikian rupa untuk kenyamanan pemilik.

Namun yang membuatnya spesial adalah karena satu rumah ini berada di dua negara. Hal inilah membuat turis tertarik datang merasakan langsung bagaimana berpindah negara dalam hitungan detik saja.[*]

detik.com