9 Oktober 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

New Normal di Bidang Pariwisata

BatasNegeri – Pandemi Covid-19 di Indonesia berdampak besar pada penurunan jumlah wisatawan mancanegara (wisman). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada April 2020 sebesar 160.000 orang.

Jumlah tersebut jika dibandingkan dengan Maret 2020 turun 66,02%. Sementara jika dibandingkan dengan periode yang sama di 2019, maka angka tersebut menurun hingga 87,44% atau 1,27 juta orang.

Berkaca dari data BPS, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kemenparekraf/Baparekraf Ari Juliano Gema kepada SP, Selasa (2/6/2020) menjelaskan, pihak kementerian telah menyiapkan langkah dan strategi untuk mengantisipasi penurunan wisman dengan menyiapkan protokol tatanan hidup baru di sektor pariwisata yang telah disusun. Protokol nantinya diterapkan saat suatu daerah telah dinyatakan siap untuk kembali menerima wisatawan.

“Presiden Joko Widodo mengintruksikan untuk tidak tergesa-gesa. Di masa pemulihan nanti, kita akan terlebih dahulu fokus mendorong mobilisasi wisatawan nusantara. Untuk itu semua harus dipersiapkan sebelum kembali menyambut wisatawan. Tentunya dengan melihat kesiapan masing-masing daerah. Kami telah melakukan koordinasi dengan beberapa kepala daerah yang wilayahnya paling siap untuk menerima wisatawan dan memulai penerapan protokol ini,” kata Ari Juliano Gema.

Angka penurunan wisman, kata Ari Juliano, sudah diperkirakan mengingat langkah-langkah pemerintah Indonesia yang memutuskan untuk menutup akses keluar-masuk wisman ke Indonesia demi pencegahan penyebaran Covid-19.

“Untuk membuka pariwisata kembali, perlu penerapan prosedur standar di sarana publik yang bertujuan untuk lebih mendisiplinkan masyarakat terkait protokol kesehatan di sektor pariwisata. Sehingga saat dibuka kembali, wisatawan merasa nyaman datang ke Tanah Air,” ujarnya.

Protokol pariwisata akan seiring dan beradaptasi dengan tatanan hidup baru yang sudah disiapkan Kemkes, dan akan disosialisasikan secara masif kepada masyarakat sehingga masyarakat tahu apa yang harus dikerjakan baik mengenai jaga jarak, mengenai pakai masker, mengenai cuci tangan, serta tidak berkerumun dalam jumlah yang banyak.

Ditekankan Ari Juliano, saat ini Kemenparekraf/Baparekraf sedang menyiapkan program Cleanliness, Health, and Safety (CHS) yang akan diterapkan di berbagai destinasi wisata.

“Ini merupakan bagian dari langkah untuk memastikan kesiapan masyarakat dalam menjalankan tatanan hidup baru yang akan menggerakkan perekonomian nasional, termasuk di dalamnya pariwisata dan ekonomi kreatif,” katanya. (beritasatu)