15 Januari 2025

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Waspada, Ideologi Asing di Tengah Covid-19

BatasNegeri – Anggota Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Effendi meminta semua pihak mewaspadai adanya penumpang gelap yang menyebarkan ideologi asing yang memanfaatkan situasi pandemi Covid-19. Ideologi untuk menyebarkan paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila.

“Kita sebagai warga negara harus tetap awas dan waspada untuk mencegah masuknya ideologi impor itu ke masyarakat awam,” tutur anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat tersebut dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (10/6/2020).

Seluruh komponen bangsa, kata Dede, harus terus menyosialisasikan dan menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila itu kepada masyarakat awam.

Karena, menurut dia, memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan untuk menyebarkan ideologi juga terjadi di seluruh dunia. Ketika ada kondisi tanggap darurat, ada yang memanfaatkan kesempatan tersebut.

Namun, lanjut dia, ideologi-ideologi asing tersebut tidak terlalu kelihatan di masyarakat hingga saat ini.

“Orang awam menurut saya tidak mendalami dan tidak memahami adanya ancaman itu,” katanya menegaskan.

Ia juga mengatakan, Indonesia memiliki kesulitan untuk memantau tiap pergerakan orang yang mungkin saja membawa ideologi lain, karena wilayah kepulauan yang demikian luas dan populasi penduduk nomor empat di dunia.

Meskipun demikian, mantan Wakil Gubernur Jawa Barat tersebut yakin, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai leading sector penanggulangan terorisme di Indonesia lebih jeli melihat adanya perang ideologi transnasional, khususnya di media sosial (medsos).

“Hanya pesan saya kepada pemerintah, jangan antidikritik. Karena saat ini orang dengan keterbatasan, yang ada pasti keluh kesahnya banyak, nah, kita harus menjawab hal itu dengan menjelaskan langkah-langkah apa yang akan dilakukan. Jangan tiap orang yang mengkritik, lalu besoknya, katakanlah dia diproses, jangan sampai seperti itu,” katanya.

Ia menegaskan, ideologi asing itu pada akhirnya akan tetap kalah melawan Pancasila. Hal ini dikarenakan sejak awal Pancasila telah menjadi roh dari bangsa Indonesia itu sendiri. Apalagi, Pancasila mencerminkan sikap semangat gotong royong dan saling membantu antarwarga negara dan umat manusia, sehingga bangsa Indonesia hingga masih tetap kuat dan bersatu.

“Saya dalam usia yang 50 tahun ini belum pernah melihat kejadian yang seperti hari ini, Indonesia yang bisa bergerak bersama-sama dalam melakukan bantuan-bantuan kemanusiaan,” katanya

Ia melanjutkan, “Semua orang bergotong royong membagikan sembako, menyemprot disinfektan pada saat pemerintah kelabakan. Jadi, warga Indonesia ini sangat Pancasilais ketika memiliki kesulitan yang sama.” (beritasatu)