BatasNegeri – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Victor Bungtilu Laiskodat tak mau gegabah menyikapi rencana investasi tambang gamping dan pabrik semen di Desa Satar Punda, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur.
Ia mengaku akan berhitung secara cermat untuk memilih investasi yang lebih menguntungkan bagi masa depan NTT. Hal itu disampaikan Victor saat diwawancarai usai bertemu Uskup (pemimpin Gereja Katolik) Keuskupan Ruteng, Mgr Siprianus Hormat di Aula Missio Universitas Katolik Santu Paulus Ruteng, Selasa (23/6) malam.
“Kita akan berhitung secara cermat. Tentunya ketika ada dua kepentingan yang berseberangan, kita akan berhitung betul. Yang mana yang akan menguntungkan Nusa Tenggara Timur ke depan,” ujar Victor.
Sebagai Gubernur, ia akan mempertimbangkan dan memilih hal-hal yang menguntungkan secara ekonomi, sosial, budaya, dan kesehatan.
“Saya pikir itu yang saya ambil sebagai Gubernur. Kita akan putuskan, mana yang secara lebih untuk perbaikan aspek ekonomi, sosial, budaya, dan kesehatan,” lanjut Victor.
Sebelumnya, dalam sambutannya, Victor menguraikan upaya-upayanya dalam membangun NTT melalui pemgembangan potensi pertanian, kelautan, peternakan, dan pariwisata.
Ia mengharapkan dukungan Gereja Katolik yang dianggapnya sebagai pionir pembangunan NTT. Untuk itu, kebijakan dalam membangun NTT tidak bisa bertentangan dengan sikap Gereja Katolik. Bertentangan dengan Gereja Katolik akan membuat pembangunan NTT berjalan pincang.
“Gubernur NTT akan mati kartunya jika Gereja berbeda dengan Gubernur. Itu langsung pincang. Itu ibarat lari, langsung ligamen putus. Jadi kalau dengar bapak Uskup sudah berbeda dengan Gubernur, ligamen Gubernur putus. Itu jalan pun sudah setengah mati. Pakai tongkat sudah itu. Yang awalnya dengan sprint tiba-tiba jalan pakai tongkat,” ujarnya.
Sementara itu, Uskup Ruteng Mgr Siprianus Hormat mengapresiasi upaya-upaya Gubernur Victor dalam membangun NTT. Ia memberikan pesan khusus terkait pembangunan sektor pariwisata dan pertanian. Untuk sektor pariwisata, ia meminta agar pengembangan sektor pariwisata memperhatikan partisipasi masyarakat lokal, integrasi nilai kultural dan spiritual setempat, serta pelestarian lingkungan alam.
“Kami mendukung pengembangan pariwisata demi kesejahteraan manusia yang utuh dan terintegrasi dengan keutuhan ciptaan. Karena itu, pariwisata tidak boleh hanya berorientasi pada kesejahteraan ekonomi,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi sikap Gubernur Victor yang telah mengambilalih pengelolaan Pantai Pede di Labuan Bajo untuk dijadikan ruang terbuka yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
Untuk sektor pertanian, Uskup Siprianus meminta agar Gubernur Victor menjadikannya sebagai pusat perhatian dalam pembangunan karena sektor tersebut menjadi mata pencaharian utama masyarakat NTT.
Ia berharap, pembangunan secara masif sarana sumber air bagi pertanian seperti bendungan, waduk, dan sumur bor, perlu ditingkatkan. Ia juga meminta perhatian Gubernur untuk pengembangan pertanian organik yang intensif untuk mendatangkan hasil ekonomis yang berkelanjutan, berwawasan ekologis, dan mendukung kesehatan manusia.
Untuk peningkatan nilai tambah produk pertanian lokal, ia berharap pemerintah menyediakan sarana dan pelatihan keterampilan pengolahan pascapanen.
More Stories
Kembangkan Pertanian Modern di Aceh, ‘Amanah’ Salurkan 50 Ribu Bibit
Kalimantan Menuju Ekonomi Hijau
Petrokimia Gresik Dukung Pertanian Produktif di Timor Leste