BatasNegeri – Kisah nenek Sumiyati hidup sebatang kara di perbatasan RI-Papua Nugini dimulai ketika sang suami meninggal dunia pada Februari 2020 lalu. Kondisi kesehatannya yang memburuk, menghambat aktivitasnya sehari-hari.
Sejak suaminya meninggal, para tetangga lah yang merawatnya. Namun, tiga bulan terakhir, nenek yang kerap disapa Mbah Ompong itu dirawat oleh anggota Satgas Yonif MR 411/Pdw Kostrad Pos Kout Sota, karena hidup sebatang kara di daerah perbatasan RI-PNG, tepatnya di Jalur 2 B Kampung Sota, Distrik Sota, Kabupaten Merauke, Papua.
Nenek Sumiyati berasal dari Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Namun, dia merantau bersama suaminya pada 2009 lalu ke Kabupaten Merauke, Papua.
Sebatang kara di perantauan membuatnya ingin kembali ke kampung halaman. Dia pun mengutarakan keinginan sederhana itu ke tetangga dan anggota TNI yang merawatnya.
Kisah Nenek Sumiyati kemudian diunggah di akun Youtube Buletin TNI AD. Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa yang mengetahui permintaan Sumiyati, melalui Danrem 174/ATW Brigjen TNI Bangun Nawoko, mengabulkan keinginan sederhana tersebut.
Nenek Sumiyati yang berada di perbatasan RI-Papua Nugini pun diboyong pulang ke kampung halamannya di Kediri bersama dengan Satgas Yonif MR 411/Pdw yang akan kembali ke Salatiga, Jawa Tengah.
“Untuk mengabulkan keinginan nenek, Brigjen TNI Bangun Nawoko selaku Dankolakops Satgas Pamtas RI-PNG Sektor Selatan berkoordinasi dengan Komandan Lantamal XI Brigjen TNI (Mar) Lukman, agar dapat membantu Satgas membawa Nenek Sumiyati kembali ke kampung halamannya,” kata Dansatgas Yonif MR 411/Pdw Kostrad Mayor Inf Rizky Aditya, dalam siaran tertulis TNI AD, Jakarta, Kamis (25/6/2020). (liputan6)
More Stories
Sebanyak 18.481 keluarga di perbatasan RI-Malaysia Mendapat Bantuan Pangan dari Bulog
Indonesia-Malaysia Jalin Kerja Sama Pembangunan SOSEK MALINDO di Wilayah Perbatasan
Ini Lima Pintu Imigrasi yang Sering Digunakan Buronan Internasional untuk Masuk Indonesia