BatasNegeri – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) bersama Asosiasi Dokumenteris Nusantara (ADN) telah meluncurkan program “Rekam Pandemi” untuk menggambarkan perubahan signifikan sosial budaya yang terjadi di masyarakat Indonesia akibat mewabahnya virus corona.
“Selama bulan Mei-Juli 2020, akan dihasilkan 2.400 menit video pendek yang merekam tema: belajar di rumah, religi dan mitos/mistis, lebaran/coronasiana, usaha mandiri, perubahan perilaku keluarga, gotong royong, kreativitas, dan isu lingkungan dari Aceh sampai ke Papua,” ungkap Direktur Jenderal Kebudayaan Kemdikbud Hilmar Farid pada peluncuran virtual Rekam Pandemi di Jakarta, Kamis lalu (25/6/2020).
Menurut Hilmar, program Rekam Pandemi mencerminkan bagaimana 300 dokumentaris komunitas ADN mampu berkarya di tengah keterbatasan akibat pandemi Covid-19. Karya-karya yang ditampilkan pun memperlihatkan segi-segi kehidupan selama pandemi dari berbagai sudut pandang, pengalaman maupun lokasi.
“Rekaman menghadapi Covid-19 akan membantu melengkapi pemahaman kita mengenai situasi yang kita hadapi bersama saat ini,” pungkas Hilmar.
Salah satu karya yang dihasilkan bahkan mengisahkan bagaimana seorang guru seni tari memanfaatkan platform TikTok untuk mengajarkan peserta didiknya selama pembelajaran jarak jauh berlangsung. Sedangkan, karya lainnya menyorot berlangsungnya ibadah daring di tengah pandemi.
Melalui sidang UNESCO, Hilmar menyampaikan bahwa Rekam Pandemi mendapat sambutan baik sebagai sebuah arsip kemanusiaan yang dibuat oleh komunitas dokumentaris.
“Rekamannya, menurut saya, sangat signifikan artinya bukan hanya secara artistik, tetapi juga secara sosial dengan kontribusi yang besar,” tutur Hilmar.
Ketua ADN Tonny Trimarsanto menjelaskan, Rekam Pandemi mewakili cara tutur audio visual yang sangat kaya akan budaya Indonesia. Sebab, perekaman seri dokumenter pendek ini dilakukan oleh anggota ADN yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Jadi, persoalan-persoalan yang sangat lokal, spontan dan sehari-hari sebagai bagian perubahan sosial masyarakat di masa pandemi Covid-19 ini, direkam oleh mereka yang berada terdekat dengan peristiwanya. Sehingga akan terasa keberagaman yang sangat kaya dari karya-karya ini,” kata Tonny.
Tonny pun mengapresiasi dukungan Kemdikbud yang telah memberikan ruang kreatif kepada komunitas ADN yang terkena dampak Covid-19.
Direktur Perfilman, Musik dan Media Baru Kemdikbud Ahmad Mahendra menyatakan dokumentasi ini telah diintegrasikan dengan program “Belajar dari Rumah” di stasiun TVRI dan akan tayang selama delapan minggu.
Adapun Rekam Pandemi akan ditayangkan di program “Belajar dari Rumah” TVRI tayang setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 08.30 WIB. Seri dokumenter juga dapat diakses melalui situs resmi Rekam Pandemi pada tautan berikut ini, serta seluruh akun media sosial @budayasaya di Youtube, Facebook, dan Twitter. (beritasatu)
More Stories
Pemkot Makassar dan Australia Jajaki Kerja Sama Bidang Pariwisata dan Pendidikan
Universitas Brawijaya Optimalisasikan Jagung Raja R7 di Wilayah Perbatasan RI – Timor Leste
240 UMKM Berpartisipasi di PON Expo Aceh-Sumut