BatasNegeri – Angka kekerdilan (stunting) pada balita di Ternate, Maluku Utara (Malut) meningkat di masa pandemi Covid-19. Hingga Juli 2020, terdata ada 300 orang yang mengalami stunting.
“Jika dibandingkan dengan 2019, maka angka kekerdilan naik 1,5 persen,” kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kota Ternate, Asna Hamid, Senin (10/8/2020)
Dia menambahkan, dari 300 orang itu, jumlah tertinggi berada di Kelurahan Jambula dan Pulau Batang Dua. Sementara penyebab stunting ini karena saat pandemi Covid-19, masyarakat hanya di rumah saja.
“Kondisi ini mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat, makanya jumlah penderita kekerdilan di Ternate meningkat,” katanya.
Dinas Kesehatan Ternate berupaya menekan jumlah kekerdilan dengan target harus di bawah 15 persen hingga Desember 2020. Di antaranya dengan melakukan upaya edukasi melalui 178 posyandu yang tersebar di Kota Ternate.
Edukasi tersebut berisi informasi pemberian makanan seimbang kepada masyarakat yang memiliki balita. Untuk bayi 0-6 bulan, para ibu diwajibkan memberikan air susu ibu (ASI) secara intensif selama enam bulan.
“Kalau daerah masuk zona kuning ada prosedur tetap (protap) penanganan kekerdilan, dimana anggaran dialokasikan untuk penanganan di posyandu,” katanya.
Untuk posyandu yang berada di zona hijau seperti Pulau Moti, Batang Dua dan Pulau Hiri tetap melaksanakan aktivitas sebagaimana biasanya. Sedangkan masuk zona merah pada April hingga Juli 2020, diberlakukan sesuai jadwal dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Asna juga menambahkan, guna antisipasi Covid-19, maka setiap orang tua yang memiliki balita saat dibawa ke posyandu harus memakai sarung sendiri. Protokol kesehatan juga tetap diterapkan mulai cuci tangan, jaga jarak dan pemakaian masker.[*]
inews.id
More Stories
Proyek Basilika dan Gereja di IKN Telan Anggaran Rp 704,9 Miliar
RI Gandeng 10 Negara Perangi Penangkapan Ikan Ilegal
Pengelolaan Perbatasan RI-PNG Jadi Sorotan Utama di Sidang JBC ke-38