10 Oktober 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Insyaf, 10 Anggota KKB Pengikut Purom Wenda Kembali ke Pangkuan NKRI

BatasNegeri – Sepuluh anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Purom Okiman Wenda (POW) menyerahkan diri.

Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel Czi Gusti Nyoman Suriastawa telah mengonfirmasi hal tersebut.  

Penyerahan diri kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu dilakukan di Distrik Balingga, Kabupaten Lanny Jaya, Papua.

“Pada 31 Agustus 2020 telah dilakukan penyerahan diri empat orang kelompok Militan Purom Okiman Wenda beserta enam orang simpatisannya kepada Satgas Pamtas Mobile YPR 305/TKR di Lany Jaya,” kata Nyoman melalui keterangan tertulis, Selasa (1/9/2020).

Ternyata 4 dari 10 orang itu merupakan anggota KKB dan telah masuk dalam daftar pencarian orang.

Mereka adalah Tabenak Wenda, Join Tabuni, Dekin Wenda, dan Bakar Wenda.

Nyoman mengatakan, 10 orang tu pernah bergabung dengan KKB pimpinan POW.

Mereka telah mengikuti pelatihan militer di Markas OPM Soemalo.

“Kesepuluh orang tersebut juga mengakui bergabung dalam OPM karena diancam oleh POW dan dijanjikan akan memperoleh kehidupan yang lebih baik,” kata dia.

Diserahkan juga barang bukti berupa satu handy talkie, sebuah charger handy talkie, dan satu rompi serbu yang pernah digunakan saat tergabung dalam KKB pimpinan POW.

Dikutip dari Tribun Medan, Purom Okiman Wenda mempunyai basis di Kabupaten Lanny Jaya, Papua.

Melansir akun Facebook surga kecil yang jatuh ke bumi, Purom Wenda sekitar 17 tahun lalu awalnya hanya pelaku kriminal kelas “teri” yang sering mabuk-mabukan dan memalak.

Dia beroperasi di wilayah Kabupaten Puncak Jaya.

Akibat ulahnya yang selalu meresahkan warga, Purom pun masuk dalam kejaran pihak kepolisian.

KKB Papua

Demi menghindari kejaran polisi, Purom lari ke hutan di Distrik Tingginambut dan bergabung dengan kelompok separatis OPM pimpinan Goliath Tabuni.

Tingkat intelektual Purom yang rendah memudahkan Goliath Tabuni mendoktrin ide-ide separatisme dan rasisme kepada dirinya.

Seiring dengan menurunnya aksi kelompok Goliath Tabuni akibat kejaran aparat, Purom mulai berusaha menunjukkan eksistensinya.

Ia menarik diri dari kelompok Goliath Tabuni dan mulai membentuk kelompok sendiri yang terdiri dari anggota yang berusia muda, brutal, emosional dan tidak berpendidikan.

Awalnya Purom Okiman Wenda berani mengadang patroli TNI/Polri.

Seperti melakukan penyerangan terhadap Mapolsek Pirime pada 27 November 2012 lalu.

Purom membunuh dengan keji 3 orang anggota Polsek Pirime dan merampas 3 pucuk senjata api, 2 senjata api laras panjang dan 1 pistol Revolver.

Beberapa hari kemudian, ketika Kapolda Papua saat itu, Irjen Pol Tito Karnavian meninjau TKP di Mapolsek Pirime, Purom melakukan penembakan terhadap rombongan Kapolda.

Seorang anggota yang bernama Wandis Wanimbo tewas tertembak aparat.

Pada 1 Agustus 2014, Purom melakukan penghadangan terhadap pasukan TNI yang sedang melaksanakan pergeseran pasukan dari Wamena menuju Lanny Jaya.

Satu orang prajurit TNI menderita luka tembak dan 5 orang kelompok Purom tewas dalam kontak senjata tersebut.

Tiga hari kemudian, kelompok ini kembali menyerang konvoi personel Brimob Papua yang sedang mengawal Sekda Kab. Lanny Jaya di sekitar jembatan Yalipok, perbatasan Kampung Jiwili dan Kampung Wiremgembur.

Satu orang personel Brimob menderita luka pada kornea mata akibat terkena kelongsong peluru.[*]