29 Maret 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Biola WR Supratman yang menjadi ikon Museum Sumpah Pemuda terpajang rapi di dalam kaca.

28 Oktober 1928 Lagu Indonesia Raya Pertama Kali Dilantunkan

BatasNegeri – Hari ini, tepat 92 tahun silam lagu ” Indonesia Raya” dilantunkan lewat gesekan biola WR Soepratman saat Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928.

Disadur dari harian Kompas edisi 2 November 2018, Soepratman terinspirasi oleh pidato tentang persatuan dari sejumlah tokoh dalam Kongres Pemuda I 1926, lantas menggerakkannya untuk membuat lagu kebangsaan.

Oerip Kasansengari dalam buku Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan WR Soepratman Penciptanya (1967) menyatakan, keinginan Soepratman menciptakan lagu kebangsaan hadir ketika ia membaca majalah Timbul terbitan Solo, Jawa Tengah, tahun 1926.

Majalah tersebut membahas tentang kemungkinan orang Indonesia yang bisa menciptakan lagu kebangsaan bagi bangsanya sendiri untuk menggelorakan semangat rakyat.

WR Soepratman tertantang untuk menciptakan lagu tersebut. Ia lalu berhasil menciptakan lagu “Indonesia Raya”. Maka, pada saat persiapan Kongres Pemuda II, ia meminta izin kepada sahabatnya, Soegondo Joyopoespito, yang juga ketua panitia kongres, untuk memperdengarkan lagu tersebut.

Sebelum tampil di acara itu, WR Soepratman terlebih dulu memperdengarlan lagu tersebut beserta liriknya di hadapan para pandu (pramuka) di Jakarta.

Dalam Kongres Pemuda II, penampilan “Indonesia Raya” dilakukan tepat sebelum Soegondo mengumumkan tiga keputusan agung hasil kongres itu.

Sontak Soepratman memperoleh tepuk tangan setelah memperdengarkan lagu tersebut di hadapan kongres.

Selanjutnya, lagu “Indonesia Raya” disebarluaskan oleh para pemimpin pergerakan dan pemuda kepanduan. Mereka menganjurkan lagu itu didengarkan dan dinyanyikan dalam setiap kesempatan.

Adapun, sejak sebelum proklamasi kemerdekaam RI, Presiden Sukarno yang memulai tradisi mewajibkan hadirin berdiri saat lagu ” Indonesia Raya” dikumandangkan di setiap kesempatan.

Kala itu, sebagai Pemimpin Umum Partai Nasional Indonesia, Soekarno mengundang Soepratman untuk memperdengarkan lagu itu di pembukaan Kongres Ke-2 PNI di Jakarta, 1929.

Sebelum lagu dimulai, Soekarno berujar, “Semua hadirin diminta berdiri untuk menghormati lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’.” Kurang dari setahun pasca-Kongres Pemuda II, lagu “Indonesia Raya” disepakati oleh para tokoh pergerakan nasional sebagai lagu resmi kebangsaan.

Namun tak berselang lama, pemerintah Hindia Belanda segera melarang lagu tersebut diperdengarkan. Soepratman pun jadi sosok yang dicari. Hingga akhir hayatnya pada 17 Agustus 1938, Soepratman tidak pernah lagi memainkan dan memperdengarkan “Indonesia Raya” di muka umum.

Saat ini lagu “Indonesia Raya” yang kerap diperdengarkan di berbagai kesempatan merupakan versi dari hasil rekam ulang pada tahun 1997. Inisiator perekaman ini adalah pemimpin Twilite Orchestra, Addie MS. Perekaman ulang lagu “Indonesia Raya” berawal dari keresahan Addie.

Ia menceritakan, saat pertama kali mendirikan Twilite Orchestra pada 1991, ia merasa resah karena setiap kali mendengar “Indonesia Raya”, kualitas lagu kebangsaan itu tidak jernih.

Sebabnya, kondisi rekaman sudah berumur 40 tahun dan masih menggunakan teknologi analog sehingga setiap kali digandakan, level noise semakin bertambah dan mengurangi kualitas suara.

Addie yang dibantu pengusaha Youk Tanzil merekam ulang lagu Indonesia Raya bersama Victorian Philharmonic di Melbourne, Australia, dengan format digital. Rekaman dilakukan bersama 60 musisi Australia. Hasil rekam ulang digital yang dilakukan Addie itulah yang kini diperdengarkan di berbagai kesempatan, di dalam dan di luar negeri.[*]

Kompas.com