9 Oktober 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Kegiatan Belajar Mengajar Tatap Muka di Nunukan Dilakukan Secara Terbatas

BatasNegeri – Pemerintah pusat akan membuka pembelajaran secara penuh yang akan di mulai pada bulan Januari 2022 mendatang. Hal itu dilakukan karena Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, menilai tingginya tingkat kehilangan pembelajaran atau learning loss selama sekolah online.

Sekolah secara penuh di masa pandemi Covid-19, tentu akan sudah dipersiapkan secara matang oleh pemerintah. Rencana ini juga disambut baik oleh kalangan pelajar yang ada di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).

Selama ini kegiatan belajar mengajar di Nunukan telah dilakukan tatap muka secara terbatas dengan membagikan dua kali sesi pembelajaran. Di mana setiap kelas berisikan 15 orang dilakukan secara bergantian dengan jam yang berbeda.

Indah, pelajar SMA Negeri 1 Sembakung mengaku senang dengan dibukanya sekolah secara penuh dan berharap pandemi Covid-19 ini bisa segera berakhir.

“Saya menyambut baik dengan wancana Mendikbudristek, dan berharap semoga pandemi Covid-19 saat ini bisa hilang,” kata indah kepada benuanta.co.id, Kamis (2/12/2021).

Terpisah, Kepala Sekolah SMPN I Nunukan Rustiningsih, menyampaikan terkait wancana pembukaan sekolah secara penuh pihaknya telah siap dan telah membuat Standard Operating Procedure (SOP) hingga telah melakukan PTM terbatas.

Pada saat melakukan PTM terbatas, sekolah hanya memberi durasi 30 menit setiap satu mata pelajarannya. Namun seiring waktu dan melihat perkembangan kasus Covid-19 di Nunukan maka pembelajaran durasi dinaikkan menjadi 1 jam.

“Biasanya 3 hari dalam satu pekan, sekarang kita sudah lakukan 5 hari satu pekan. Tapi masih melakukan persesi masuk sekolahnya. Satu ruangan kelas yang isinya 32 siswa akan dibagi dua, karena kita masih mengacu kepada protokol kesehatan dalam ruangan hanya 50 persen,” ujar Kepala Sekolah SMPN I Nunukan Rustiningsih.

Selain itu siswa SMPN 1 Nunukan telah melakukan vaksinasi, kendati sebelumnya orang tua yang sempat tidak setuju anaknya divaksinasi, kini telah menyetujui untuk mendapatkan vaksin. Sedangkan para pendidik dan tenaga pendidikan juga telah melakukan vaksinasi.

“Dari 100 persen Siswa SMP Negeri 1 Nunukan 80 persen sudah divaksin dan masih 20 persen belum divaksin,” pungkasnya. (benuanta)