BatasNegeri – Petani di daerah perbatasan Sintang-Malaysia mengeluhkan tingginya harga pupuk sebulan terakhir ini. Pemerintah diminta turun tangan, mengingat harga pupuk dianggap sudah tidak manusiawi.
“Di Ketungau, harga pupuk NPK Mutiara kemasan 50 kilogram sudah di atas Rp 600 ribu per karung.
Harga ini sudah sangat tak manusiawi. Karena harga normal di kisaran Rp 400 ribu,” keluh Siman Lukas, petani lada di Desa Tirta Karya, Kecamatan Ketungau Tengah.Harga pupuk yang kelewat tinggi, ungkap Siman Lukas, sudah terjadi sejak sebulan terakhir ini.
“Sebelum Sintang dilanda banjir besar, harga pupuk di perbatasan sudah sangat tinggi. Padahal, sebelumnya kanaikan harga paling di kisaran Rp 500 ribu untuk jenis NPK Mutiara 50 kilogram,” ungkapnya.
Dikatakan Siman Lukas, sebagian besar jenis pupuk di Merakai dan sekitarnya, juga mengalami kenaikan drastis. “Tak hanya itu saja, bahan-bahan pertanian lain juga mengalami hal serupa, herbisida terutama,” katanya
Tingginya harga pupuk, sangat dikeluhkan warga perbatasan yang menjadi petani lada maupun petani sawit. Mengingat, pupuk sangat diperlukan untuk mendongkrak hasil pertanian. Sementara itu, pupuk dari negeri Jiran juga tak bisa menjadi solusi.
“Pupuk Malaysia harganya agak stabil. Tapi barang susah masuk. Kita berharap pemerintah memberi perhatian terhadap suplai pupuk ini hingga ke perbatasan,” harap Siman Lukas.
More Stories
BPPD Kepri Dorong Konektivitas Serasan Sematan
Presiden Prabowo Disambut Hangat di Kupang
Menko Polkam: Teroris Bisa Kecoh Aparat Pakai AI