21 September 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

BI Gelar Kas Keliling di Wilayah 3T

BatasNegeri – Bank Indonesia bekerjasama TNI Angkatan Laut kembali menggelar kas keliling ke wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara, Wahyu Indra Sukma menjelaskan, kegiatan ini sudah berjalan sejak 2012 dengan telah melaksanakan 92 kali kas keliling 3T, dengan 480 pulau 3T yang dikunjungi.

Pada tahun 2023, Bank Indonesia dan TNI AL bersepakat untuk memperluas jangkauan layanan kas keliling dengan program yang lebih terpadu, dengan mengusung tema ‘Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2023’.

Kas keliling 3T akan dilaksanakan sebanyak 17 kali pada 17 provinsi, dengan target 85 pulau yang dikunjungi.

Termasuk sejumlah pulau terluar di Kaltara dan sekitarnya yang kegiatannya sudah dimulai sejak Sabtu (29/7/2023) dengan menggunakan KRI Sidat dilepas di Dermaga Lantamal XIII/Tarakan.  

Kegiatan ini dihadiri Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setprov Kaltara, Bustan, Kepala Perwakilan BI Provinsi Kaltara, Wahyu Indra Sukma, Komandan Lantamal XIII/Tarakan, Laksamana Pertama TNI, Deni Herman, Wakil Wali Kota Tarakan, Efendhi Djuprianto dan tamu undangan lainnya.

“Hari ini merupakan kegiatan yang ke-12 kalinya dilakukan pada tahun 2023 di wilayah Kaltara yang akan berlangsung dari 29 Juli sampai 3 Agustus dan mengunjungi 5 pulau terluar. Yaitu Pulau Bunyu, Pulau Subatik, Pulau Derawan, Pulau Maratua dan Kecamatan Biduk-biduk/Teluk Sulaiman dengan menggunakan KRI Sidat 851,” ujar Wahyu Indra Sukma dalam sambutannya.

Dilanjutkan, dalam ekspedisi ini, tim terdiri dari pejuang Rupiah Bank Indonesia yang menjadi perwakilan berasal dari beberapa wilayah.

Seperti kantor perwakilan Bank Indonesia di Jakarta, Bangka Belitung, Banten, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan perwakilan lainnya.

Tim membawa total modal kerja untuk pelayanan penukaran uang di lima pulau terluar mencapai Rp 4,5 miliar.

Selain kegiatan kas keliling, tim juga melakukan sosialisasi dan edukasi Cinta, Bangga dan Paham Rupiah serta program sosial Bank Indonesia bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat melalui penyaluran bantuan di sektor pendidikan, kesehatan, lingkungan, sosial budaya dan ekonomi.

Adapun latar belakang dilaksanakannya program ini, menurut Wahyu, karena kondisi geografis Indonesia yang memiliki ribuan pulau dengan keterbatasan infrastuktur.

Sehingga mempengaruhi jangkauan Bank Indonesia dalam mengedarkan Rupiah ke masyarakat, termasuk ke wilayah 3T.   

Selain itu, keberagaman tingkat pendidikan masyarakat mempengaruhi perilaku dalam memperlakukan uang.

Tercermin dari uang yang tidak layak edar karena lusuh yang disebabkan sering dilipat atau dibasahi maupun di staples sehingga mempengaruhi kualitas Rupiah.

Faktor lain, penggunaan selain Rupiah sebagai alat pembayaran khususnya di wilayah perbatasan. Termasuk yang dihadapi di Kaltara. 

Ketiga tantangan tersebut harus mampu dijawab oleh Bank Indonesia dengan berbagai strategi dan program yang terus-menerus dilakukan bekerjasama dengan beragam pihak lain. Termasuk di seluruh kantor perwakilan Bank Indonesia.

“Dalam menghadapi tantangan dan menjalankan misi tersebut, maka BI melakukan kerja sama, bergandengan tangan dengan semua elemen bangsa, termasuk TNI dalam hal ini dengan TNI AL.

Harapan kami kerja sama ini dapat membantu Bank Indonesia untuk mengedarkan uang di wilayah perbatasan di daerah 3T,” ungkah Wahyu. (*)