BatasNegeri – epala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kepri, Guntur Sakti menyebut, bahwa 20 persen wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia, masuk melalui Kepri sebagai pintu masuk utama setelah Bali dan Jakarta.
“Karena Kepri adalah daerah perbatasan yang dekat dengan Singapura dan Malaysia secara jarak, budaya, bahasa, dan religi,” katanya, kepada hariankepri.com, Rabu (15/5/2024).
Guntur melanjutkan, Provinsi Kepri yang memiliki 2.408 pulau, dengan 300 lebih berpenghuni dan 22 di antaranya merupakan pulau terluar, menjadi salah satu keunggulan dari Provinsi Kepri.
Menurutnya, dengan potensi pariwisata yang luar biasa dari segi alam dan budayanya, Kepri menjadi satu-satunya provinsi di kawasan perbatasan sekaligus pintu masuk wisatawan mancanegara utama di Indonesia.
Daya tarik utama kunjungan wisatawan ke Indonesia adalah budaya 60 persen, alam 30 persen, dan buatan manusia 10 persen.
“Semua komponen daya tarik itu ada di Kepri sebagai episentrum Kerajaan Riau-Johor-Lingga pada masa lalu,” jelasnya.
Guntur melanjutkan, di tahun 2024 ini, Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kepri telah menetapkan target kunjungan wisman di empat kabupaten/kota, yakni di Kota Batam, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Bintan, dan Kabupaten Karimun.
Dia menjelaskan, keempat kabupaten/kota tersebut merupakan pintu masuk utama kunjungan wisman di Provinsi Kepri.
“Untuk Kota Batam, target kunjungan wisman yang ditargetkan oleh Dispar Kepri yakni sebanyak 2,3 juta kunjungan wisman,” jelasnya.
Sedangkan untuk Bintan, Dispar Kepri menargetkan 500 ribu kunjungan wisman. Target itu merujuk capaian kunjungan wisman ke Kabupaten Bintan sebelum pandemi, yang angkanya bisa menembus 600 ribu kunjungan wisman.
“Kemudian, untuk Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Karimun, di tahun 2024 ini masing-masing ditargetkan bisa mendatangkan wisman sebanyak 100 ribu orang,” pungkasnya.[*]
hariankepri.com
More Stories
Satgas Yonif 131/BRS Gagalkan Penyelundupan 2kg Narkoba di Perbatasan RI-PNG
Waspada Virus ASF, PLBN Entikong Perketat Pengamanan Pemasokan Ternak ke Indonesia
Tiga KEK yang Menurut Menko Airlangga Hartarto Bermasalah