5 November 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

24 Juli Hari Kebaya Nasional, Ini Sejarahnya

BatasNegeri – Hari Kebaya Nasional telah resmi ditetapkan pada tanggal 24 Juli.

Penetapan tersebut tercantum dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 19 Tahun 2023 tentang Hari Kebaya Nasional.

Yang mana, tujuannya untuk meningkatkan kesadara masyarakat pada pakaian kebaya.

Selain kebaya menjadi aset budaya, ternyata ada nilai sejarahnya di mana kala itu Presiden Soekarno datang menghadari Kongres Wanita Indonesia X dan semua peserta yang hadir mengenakan kain kebaya.

Meski ditetapkan sebagai hari nasional, namun Hari Kebaya Nasional bukan hari libur atau tanggal merah.

Alasan Penetapan 24 Juli Hari Kebaya Nasional

Dalam Keppres 19 Tahun 2023 tentang Hari Kebaya Nasional tersebut dijelaskan latar belakang dan tujuan diperingatinya Hari Kebaya Nasional setiap tanggal 24 Juli adalah sebagai berikut:

Kebaya merupakan identitas nasional perekat bangsa yang bersifat lintas etnis dan telah berkembang menjadi aset budaya yang sangat berharga sehingga perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya.

Kebaya berkembang menjadi busana yang digunakan secara nasional dalam berbagai kegiatan baik yang berskala nasional maupun internasional.

Pada Kongres Wanita Indonesia X yang dihadiri oleh Presiden Soekarno dinyatakan bahwa Revolusi Indonesia tidak dapat berjalan tanpa keterlibatan perempuan di mana seluruh perempuan yang hadir pada Kongres tersebut memakai kain kebaya.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kebaya, maka pemerintah menetapkan tanggal 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional. Maka berdasarkan pertimbangan tersebut perlu menetapkan Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2023 tentang Hari Kebaya Nasional.

Makna Filosofi Kebaya

Sementara itu, pakaian kebaya menjadi pakaian bagian atas yang mempunyai karakteristik terbuka di depan dan dibuat sangat tradisional.

Menilik dari sejarahnya, kemunculan kebaya di Indonesia berawal pada abad ke-15 atau ke-16. Di mana sebutan ‘kebaya’ berasal dari kata ‘Abaya’, artinya jubah atau pakaian.

Kebaya ini juga diidentik sebagai busana perempuan yang melambangkan kesederhanaan, kelembutan, keanggunana serta keteguhan.

Dalam tiap unsur yang ada di dalam sehelai kain kebaya itu sendiri melambangkan makna serta persona dari seorang perempuan Indonesia.

Sebut saja, ada kebaya dengan model sederhana dan dipakai dengan paduan bawahan kain jarik/kain panjang.

Hal tersebut melambangkan sebuah sifat dan tampilan perempuan yang lemah gemulai.

Potongan kebaya yang mengikuti bentuk tubuh atau melekat juga memiliki makna.

Di mana, perempuan harus dapat menyesuaikan diri dengan keadaan dan mandiri.

Tidak hanya itu, stagen atau ikat pinggang yang ada di kebaya menyimbolkan usus yang panjang, dalam filosofi Jawa memiliki makna, yakni kesabaran yang tinggi.[*]

Berbagai sumber