8 November 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Pantai Pasir Putih Atapupu Suguhkan Keindahan Alam di Perbatasan Indonesia-Timor Leste

BatasNegeri – Kabupaten Belu, wilayah perbatasan Indonesia dan Timor Leste memiliki banyak tempat wisata.

Salah satu tempat wisata yang sering dikunjungi ialah pantai Pasir Putih Atapupu. Pantai ini menawarkan keindahan alam yang begitu eksotis.

Pantai ini berada di Desa Kenebibi, Kecamatan Kakuluk Mesak. Dari pusat Kota Atambua, jaraknya sekitar 30 km atau bisa bisa menempuh dengan waktu 40 hingga 50 menit dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Akses ke pantai sangatlah mudah, mengingat jalannya sangat bagus karena melintasi jalan raya Nasional Trans Timor.

Bagi yang berkunjung akan disuguhi pemandangan indah sepanjang pantai. Di pantai ini juga ada hutan bakau di ujung kanan dan kiri menjadi yang pembatas.

Selain itu, pantai ini ombaknya juga tenang dengan angin yang membuat pengunjung terbuai. Tempat ini juga aman bagi para pengunjung yang ingin berenang.

Bagi para pengunjung cukup membayar karcis masuk sebesar Rp5.000 untuk orang dewasa tetapi jika membawa kendaraan akan dikenakan biaya parkir Rp 5000 untuk roda dua dan Rp10.000 untuk kendaraan roda empat.

Tempat ini dikelola langsung oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Belu. Di tempat wisata ini, selain keindahan pantai yang indah, terdapat juga fasilitas yang bisa digunakan seperti lopo dan juga kamar mandi serta toilet.

Pantauan Pos Kupang di pantai pasir putih Atapupu, Minggu 4 Agustus 2024, banyak para pengunjung yang datang bersama keluarga maupun berpasangan.

Selain itu ada juga pengunjung yang hanya duduk bersantai sambil bercerita dengan keluarga maupun sahabat. Ada juga anak-anak yang sedang bermain pasir dan juga berenang sembari diawasi oleh orang tua mereka.

Neni salah satu pengunjung mengaku senang bisa berkunjung ke Pantai pasir putih Atapupu. Menurutnya pantai tersebut sangat indah selain Pasir putih juga ada pohon bakau yang indah.

“Tempat wisata ini sangat bagus dan indah. Cocok untuk mandi dan duduk bersantai. Selain Pasirnya yang putih yang indah juga ada pohon bakau. Namun saya harap kedepannya fasilitasnya bisa diperbaiki dan kebersihannya juga di perhatikan,” ujarnya kepada Pos Kupang, Minggu 4 Agustus 2024.

Eky salah salah satu penjaga pantai Pasir Putih Atapupu mengaku sebelumnya pantai ini sangat ramai dikunjungi, mengingat pantai ini sangat indah dan pasirnya putih dan bersih.

Namun, beberapa bulan terakhir ini sejak adanya informasi yang mengatakan ada buaya dan memakan korban para pengunjung sudah sangat berkurang sekali.

“Sejak ada informasi itu, pengunjung sudah sangat berkurang sekali. Biasanya kalau hari libur itu bisa sampai ribuan pengunjung. Padahal lokasi kejadian bukan di pantai ini, memang korbannya asli orang Kenebibi tetapi lokasinya sangat jauh dari tempat wisata ini yakni di pantai Motaain,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa sejak dipercayakan untuk menjaga tempat wisata tersebut, tidak ada buaya wilayah tersebut.

“Karena itu, saya mengajak seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Belu maupun dari mana saja untuk bisa kembali berkunjung ke pantai pasir putih Atapupu,” Ajaknya.

Lebih lanjut, ia berharap kepada Pemerintah Kabupaten Belu melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk fasilitas yang ada seperti lopo bisa di renovasi kembali.

“Beberapa fasilitas penunjang memang sudah ada seperti lopo dan kamar mandi serta MCK. Namun ada beberapa lopo yang memang sudah rusak, kalau bisa di renovasi atau penambahan lopo baru,” harapnya.

Ia juga mengatakan bahwa tahun-tahun sebelumnya dalam satu tahun bisa mencapai Rp 60 juta dari pengahasilan di pantai ini.

“Waktu itu memang karcis masuknya masih lumayan mahal. Namun sejak ada perubahan, karcisnya turun sehingga dalam pengahasilan sudah dibawah 60 juta,” katanya.

Sinta Sali Ketua kelompok Pokdarwi Pasir Putih Desa Kenebibi, juga mengaku sejak adanya informasi buaya, pengunjung sangat berkurang sekali, sehingga sangat berdampak terhadap pelaku UMKM.

“Akhir-akhir ini pengunjung berkurang sejak adanya informasi buaya makan orang. Jualan kami kurang laku dan kami rasa kecewa,” tuturnya.

Ia juga mengakui bahwa sebelumnya pengahasilan sangat lumayan.

“Setiap minggu itu pengunjungnya sangat ramai, jualan kami juga sangat laku dan memuaskan,” tambahnya.

Ia berharap kedepan Pemerintah juga lebih memperhatikan pantai tersebut sehingga para pengunjung bisa banyak seperti sebelumnya dan juga berharap agar para pengunjung bisa membuang sampah pada tempatnya.[*]

tribunnews.com