BatasNegeri – etiap Warga Negara Indonesia (WNI) punya kisah dalam memaknai Kemerdekaan, baik anak-anak, remaja, dewasa muda-tua, dan kelompok pensiunan. Termasuk masyarakat yang ada di ujung perbatasan Indonesia, Desa Silawan, Atambua.
23 mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dan Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) Universitas Indonesia (UI) serta dua dosen pendamping melakukan perjalanan panjang sejauh kurang lebih 3.000 KM yang ditempuh selama 20 jam perjalanan darat dan 2,5 jam penerbangan untuk mencapai Desa Silawan, Kabupaten Belu, Atambua yang berbatasan dengan Timor Leste.
Tentunya, keterbatasan dana kegiatan pengabdian masyarakat menjadi salah satu pertimbangan lama waktu perjalanan sang pengabdi, belum lagi perihal administrasi dan kekakuan aturan yang melekat. Donasi berbagai pihak, sektor swasta, dan pemerintahan setempat membuat acara “Atambua Menggapai Pelita” ini menjadi program yang nyata pada tanggal 8-21 Agustus 2024.
Tajuk “Atambua Menggapai Pelita, Satukan Hati Meraih Mimpi” merupakan slogan yang dikumandangkan mahasiswa BEM FKG-FIK UI di SD Inpres Motaain, Desa Silawan, Kabupaten Belu, Atambua, Nusa Tenggara Timur. Rombongan disambut oleh tarian adat dan diterima baik oleh Kepala Sekolah Maria Tai dan segenap guru SD.
Selanjutnya, rombongan diterima hangat oleh Bupati Belu Agustinus Taolin, FINASIM dan segenap jajarannya di kantor desa. Apresiasi positif, harapan keberlanjutan, dan pesan-pesan pun dititipkan oleh masing-masing insan kepada para pengabdi.
Maria Tai menyambut baik program ini. Maria menyampaikan bahwa program ini sangat ditunggu-tunggu oleh siswa/i yang sedang menempuh pendidikan dasar di wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste. Maria berharap agar ke depan UI selalu memiliki perhatian khusus untuk pendidikan di wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste.
Dosen pendamping lapangan drg. Benso Sulijaya, Sp.Perio(K)., Ph.D. dari Universitas Indonesia menyampaikan apresiasi kepada stakeholders dalam hal ini Bupati Belu, Bappeda Kab Belu, Pemerintah Desa Silawan, Puskesmas Silawan, dan pihak SDN Inpres Mota’in yang telah mendukung penuh program pengmas UI yang dilaksanakan di perbatasan Indonesia-Timor Leste.
“Benso berharap program pengmas ini dapat berlanjut secara terus menerus di masa yang akan datang, hal ini sangat penting karena masyarakat di perbatasan masih perlu pendampingan Universitas Indonesia tidak hanya di sektor pendidikan dan kesehatan tetapi sektor yang lainnya seperti perekonomian, pembangunan sumber daya manusia dan sektor yang lainnya,” ujarnya, Senin (19/8/2024).
Mahasiswa perkotaan yang terbiasa dengan kafe ataupun coffee shop harus beradaptasi dengan rumah sederhana beralaskan lantai beton dan velbed TNI untuk tidur dan menginap. Puskesmas Silawan Pun serta mengalokasikan ruang rawat inap yang tidak beroperasional untuk selanjutnya digunakan sebagai tempat menginap sementara para pengabdi. Hal lain yang cukup menggembirakan bahwa terdapat sinyal internet dan convenience store di sana.
Program pengabdian ini meliputi kelas formal dan informal, serta intervensi kesehatan dalam rangka perangi stunting. Kapela Santo Theodorus Silawan juga menjadi saksi diadakannya kegiatan penyuluhan, pemeriksaan kesehatan umum, dan gigi mulut untuk warga.
Melihat senyum dan harapan warga serta anak-anak Desa Silawan, menjadi makna baru kami dalam memajukan kesehatan dan kualitas hidup warga Indonesia di daerah perbatasan dimana semua warganya juga berhak merayakan kemerdekaan, merdeka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, merdeka untuk mendapatkan pendidikan tinggi, serta mereka merdeka untuk mempunyai mimpi yang sama dengan warga ibu kota negara yaitu majunya infrastruktur dan sumber daya manusianya.[*]
okezone.com
More Stories
Satgas Yonif 512/QY Bagikan Makanan Gratis untuk Anak-anak Sekolah di Perbatasan PNG
PMI Pusat Adakan Pelatihan Fasilitator PMR di Perbatasan Natuna
Tokoh Pemuda Perbatasan Entikong Surati Presiden Prabowo tentang Perekonomian Perbatasan