30 Juni 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Satgas Karimata Rutin Patroli Malam Hari di “Jalan Tikus” Perbatasan Indonesia-Timor Leste

BatasNegeri – Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-RDTL Sektor Barat Yonkav 6/Naga Karimata meningkatkan pelaksanaan patroli di jalan “tikus”. Peningkatan patroli malam ini dilaksanakan untuk mencegah praktek penyelundupan di perbatasan RI-RDTL Sektor Barat.

Dansatgas Pamtas RI-RDTL Yonkav 6/Naga Karimata, Letkol Kav Ronald Tampubolon, S. H., M. Han memimpin langsung patroli jalan tikus di tapal batas RI-RDTL Sektor Barat tepatnya di Desa Napan, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara. Patroli tersebut dilaksanakan pada, Minggu, 23 Juni 2024 dini hari.

Patroli malam ini dilaksanakan untuk mengecek langsung kondisi jalan tikus yang sering digunakan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang hendak menyelundupkan barang dari dan ke Timor Leste.

Saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Dansatgas Pamtas Yonkav 6/Naga Karimata, Letkol Kav Ronald Tampubolon, S. H., M. Han mengatakan, pasca kejadian penyelundupan baju bekas pekan lalu, dirinya mengambil langkah dengan meyakinkan bahwa jajarannya tidak ada yang terlibat kegiatan penyelundupan.

Hal ini dibuktikan raihan prestasi yang diperoleh jajaran Pos Pamtas Satgas Yonkav 6/Naga Karimata selama bertugas. Mereka telah menggagalkan penyelundupan baik miras, BBM, sembako di tapal batas puluhan kali.

Semuanya barang bukti penggagalan penyelundupan ini sudah diserahkan ke Bea Cukai atambua. Dalam upaya mengantisipasi penggunaan jalan tikus sebagai lokasi praktek penyelundupan, Letkol Kav Ronald menginstruksikan jajarannya meningkatkan intensitas patroli jalan tikus di sepanjang garis batas negara khususnya pada malam hari.

Selain kegiatan peningkatan intensitas patroli jalan tikus di malam hari, Satgas Yonkav 6/Naga Karimata juga melaksanakan penambahan jumlah anggota di Pos Pamtas yang memiliki banyak jalan tikus seperti Pos Napan.

Ia berharap, tidak ada lagi warga yang mencoba menyelundupkan barang ilegal ke depan.asyarakat sekitar perbatasan juga diminta membantu TNI dan Polri dalam menjaga perbatasan dari kegiatan ilegal dengan memberikan informasi kepada mereka perihal praktek ilegal itu.

“Dihadapkan dengan kondisi panjang perbatasan 119,7 km dan dislokasi antar pos satgas juga berjauhan sehingga menjadi hambatan tersendiri yaitu semua jalan tikus tidak bisa tercover oleh satgas sehingga membutuhkan kerjasama yang erat dengan kepolisian dan masyarakat,” pungkasnya.[*]

tribunnews