27 Juli 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

PLBN sebagai Episentrum Pertumbuhan Ekonomi

BatasNegeri – Rendahnya pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu tolok ukur pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di wilayah perbatasan oleh pemerintah pusat. Setelah 7 PLBN rampung dikerjakan tahap pertama, kini Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) mulai  memasuki tahap kedua untuk pembangunan 9 PLBN yang baru.

Dari 9 PLBN tersebut, empat  berada di Kalimantan Utara (Kaltara) yang tiga di antaranya berada di Kabupaten Nunukan. Yakni di Sei Pancang (Sebatik), Desa Labang (Lumbis), Desa Long Midang (Krayan). Sedangkan satunya berada di wilayah Kabupaten Malinau, tepatnya di Long Nawang.

“Presiden Jokowi menginginkan wilayah perbatasan jadi wilayah yang benar-benar diperhatikan. Salah satu upaya untuk mendongkrak kualitas hidup masyarakat di perbatasan adalah dengan membangun suatu kawasan terpadu,” kata  Asisten Deputi (Asdep) Pengelolaan Lintas Batas Negara BNPP, Rusly Baddu kepada media ini, usai menyampaikan materinya pada acara sosialisasi dan dialog tentang fungsi PLBN di kantor Bupati Nunukan 2 April 2018.

Dijelaskannya, saat ini pemerintah pusat sedang menyusun aturan presiden atau Inpres terhadap proses pembangunan tahap kedua tersebut. Sebab, kesiapan kementerian terkait itu sudah sangat siap. Rusly menegaskan pembangunan PLBN ini sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi dan aktivitas masyarakat. Termasuk transportasi dan pertumbuhan kota baru di kawasan perbatasan yang dibangun PLBN.

“Tentunya, pembangunan PLBN ini mengacu terhadap kesepakatan kedua belah negara dalam konteks perjanjian BCA (Border Cross Agreement). Khsusnya titik entri yang telah disepakati antara pemerintah Indonesia dan Malaysia. Sehingga, saat ini tinggal bagaimana melakukan penekanan-penekanan perjanjian Sosek Malindo,” jelasnya.

Pelaksanan pembangunan PLBN untuk tiga tempat di Kabupaten Nunukan dan satu di Kabupaten Malinau ini rencananya dimulai tahun ini, yang diawali di Sei Pancang dan Long Midang.  

“Saat ini masih proses perencanaan karena memang di situ harus ada proses pemetaan dulu dan penyusunan, lalu dikeluarkan inpres,” tuturnya.

Rudy menturukan gelagat pembangunan di perbatasan sudah mulai terlihat di tahun ini. Sebab Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) saat ini sangat antusias mendorong pemerintah pusat dalam percepatan pembangunan di wilayah perbatasan ini.

“Karena memang keunikan pelintas batas khususnya di wilayah Kecamatan Krayan ini sangat terisolir. Akses satu-satunya ke Krayan itu hanya angkutan udara saja. Lalu wilayah perbatasan ini juga memiliki keunggulan di sisi pertanian,” jelasnya.[*]

prokal.co