10 Oktober 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Cerita Mama Hana Saat Berdagang di Perbatasan

BatasNegeri – Menjelang petang, seorang Hana tampak sibuk merapikan barang dagangan di tokonya. Hana, atau biasa dipanggil Mama Hana adalah perempuan asal Papua yang tinggal tak begitu jauh dari wilayah perbatasan.

Usaha warung kelontong yang juga menjual hasil bumi itu sudah dilakoni Hana sejak bertahun-tahun. Selain membuka warung, Hana juga usaha ternak babi yang cukup banyak, dan menyediakan jasa ojek yang dijalankan keluarganya.

Banyaknya usaha yang dijalani Hana tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan ekonomi juga bisa berjalan pesat walau tinggal di dekat wilayah perbatasan. Hana yang seorang perempuan asal Papua sangat giat untuk bisa mengembangkan berbagai usahanya.

Semua usaha yang dijalani Hana ini juga tak lepas dari bantuan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk dalam memberikan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hana mengaku, usahanya semua ini bisa dijalankan berkat pinjaman dari BRI.

Hana bercerita, di tahun 2008 pertama kali dia hanya membuka usaha warung kecil yang hanya menjual hasil bumi. Dia pun berkeinginan untuk merambah usaha lain, yakni ternak babi. Dari situlah Hana mencoba pengajuan KUR Rp 10 juta ke Bank BRI Unit Skouw, Kota Jayapura.

“Pikiran awal itu hanya ke BRI, tidak yang lain tapi ke BRI. Jadi saya mengajukan ke BRI dikasih persayaratan untuk diselesaikan semua, ternyata dimudahkan untuk ambil kredit ke BRI,” kata Hana ditemui di kediamannya, di jalan Raya Muara Tami-Jayapura, beberapa waktu lalu.

Merasa berhasil mengajukan pinjaman, Hana terus mencoba untuk mengembangkan bisnisnya. Hingga akhirnya Hana terus berkesempatan untuk kembali mendapat pinjaman KUR dari BRI beberapa kali. Dari awalnya Rp 10 juta, Rp 15 juta, Rp 20 juta, hingga yang terakhir dia berani meminjam hingga Rp 50 juta.

Kini, dari usaha warung yang dijalaninya Hana bisa mendapatkan omzet hingga Rp 3 juta per bulan. Belum lagi ditambah hasil ternak babi yang sekali jual bisa langsung menutup pinjamannya. Hana juga telah memiliki babi hingga lebih dari 10 ekor. Babi-babi itu terus dia diternak.

“Ternak babi sekali jual bisa tutup pinjaman,” kata Hana sembari tersenyum.

Dari keberhasilannya itu, Hana juga mulai mengajak warga sekitarnya untuk bisa mulai berusaha sepertinya. Dia ingin agar tetangga-tetangganya juga bisa sukses dan merasakan hal serupa dengannya.

Sementara itu, Pimpinan Wilayah BRI Jayapura, I Wayan Narta, menjelaskan selama ini penyaluran KUR di wilayah perbatasan banyak dilakukan oleh tenaga Mantri BRI yang bekerja hingga ke pelosok-pelosok kampung mencari nasabah. Mayoritas pinjaman disalurkan untuk sektor perkebunan dan perdagangan.

“Tenaga pemasar BRI yang dikenal dengan Mantri BRI menjadi ujung tombak BRI dalam mendekatkan akses permodalan masyarakat sekitar perbatasan. Peranannya selain menawarkan akses permodalan, juga sebagai business advisor, sehingga nasabah UMKM bisa ikut naik kelas. Skala usahanya bisa tambah besar, kesejahteraan nasabah juga meningkat,” jelas Wayan.

Menurutnya, kondisi geografis dan pola pemukiman yang menyebar di wilayah perbatasan membuat layanan perbankan dengan kantor konvensional sulit dilakukan. Di sisi lain, BRI sendiri membekali Mantri BRI dengan aplikasi BRISPOT yang memungkinkan Pemrosesan pengajuan kredit mikro BRI. bisa dilakukan secara online tanpa harus Bolak-balik kantor unit BRI.

“Saat ini kami menempatkan 4 Mantri BRI di perbatasan di Skouw untuk mencari nasabah. Tantangan memang kondisi geografis, tapi Mantri BRI ini punya militansi yang sangat tinggi, sehingga tantangan ini tidak menjadi sebuah hambatan,” pungkas Wayan.[*]

detik