27 Juli 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Imunisasi Untuk Anak Tetap Dijalankan di Tengah Corona

BatasNegeri – Meskipun di tengah masa pandemi, imunisasi kepada anak-anak wajib diberikan dan dijalankan. Pemberian imunisasi merupakan bagian dari hak asasi anak-anak bangsa.

Untuk menekan penularan Covid-19, pemerintah mendorong layanan medis dan konsultasi medis dilakukan dengan telemedis.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, namun untuk layanan spesifik seperti imunisasi pada anak-anak tidak boleh dihentikan sama sekali.

“Imunisasi merupakan hak asasi anak-anak untuk melindungi mereka dari berbagai penyakit. Mereka harus sehat karena merekalah masa depan bangsa,” katanya dalam telekonferensi di Kantor BNPB, Jakarta, Selasa (2/6).

Namun menurut Yurianto, cara-cara layanan imunisasi lama tidak bisa dilakukan, seperti datang ke posyandu dan berkerumun. Oleh sebab itu harus ada mekanisme yang diubah dari petugas imunisasi dan orang tua balita.

“Kita harapkan bantuan imunisasi tetap jalan. Minta dijadwalkan, membuat janji sehingga tidak datang berkelompok dalam satu tempat karena akan memberikan risiko yang besar,” ucapnya.

Begitu pula untuk pengobatan pasien dengan penyakit kronis seperti TBC, tidak boleh terputus minum obat. Upaya kontrol untuk mendapatkan obat bisa dilakukan dengan inovasi tanpa mengabaikan keamanan penularan Covid-19.

Yurianto mengingatkan, beberapa saat yang akan datang, beberapa daerah akan mulai menerapkan kenormalan baru (kebiasaan baru) dengan ditandai aktivitas produktif.

“Ini bukan sebuah euforia yang diekspresikan dengan merasa bebas untuk melakukan apapun, bertindak apapun dan siapapun dengan mengabaikan protokol kesehatan,” ungkapnya.

Apabila ada pusat perbelanjaan yang sudah dibuka bukan berarti ada kebebasan membawa orang tua, membawa orang dengan penyakit penyerta, anak-anak, balita untuk dibawa. Hal ini akan menimbulkan risiko besar.

Dalam era ini lanjutnya, banyak perubahan yang harus dilakukan. Adaptasi kebiasaan baru mutlak dijalankan.

“Kebiasaan baru harus kita budayakan. Basis perubahan ini adalah edukasi yang terus-menerus. Kita sangat berharap peran keluarga dalam kebiasaan baru untuk dilakukan bersama-sama,” ungkapnya.

Sementara itu, hingga Selasa (2/6) penularan Covid-19 masih terjadi. Pemerintah sudah melakukan pemeriksaan terhadap 342.464 spesimen. Jumlah pasien sembuh bertambah 609 menjadi 27.549.

Jumlah ini menurutnya, tidak menggambarkan kasus total di tanah air, sebab ada provinsi yang hanya memiliki penambahan satu kasus positif dan nol kasus positif.

Beberapa provinsi menunjukkan penambahan kasus positif yang cukup banyak. Jawa Timur tercatat penambahan 213 kasus positif, jumlah ini meningkat dibanding satu hari sebelumnya. Papua 94 kasus, meningkat dibanding sehari sebelumnya, DKI Jakarta 60 kasus, jumlah ini menurun dibanding sehari sebelumnya, Sulawesi Selatan bertambah 44, menurun dibanding sehari sebelumnya, Sumatera Selatan bertambah 24 kasus, menurun dibanding sehari sebelumnya.

“Jumlah pasien sembuh bertmbah 298 menjadi 7.935, meninggal bertambah 22 menjadi 1.663. Sebanyak 417 kabupaten/kota di 34 provinsi terdampak,” kata Yurianto.

Jumlah orang dalam pemantauan 48.023 dan pasien dalam pengawasan 13.213. (BERITASATU)